Mohon tunggu...
Muhammad Faizaki Al Rasyid
Muhammad Faizaki Al Rasyid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Biomedis Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Membangun Industri Alat Kesehatan yang Mandiri

8 Januari 2025   20:03 Diperbarui: 8 Januari 2025   20:03 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pabrik Alat Kesehatan (Sumber: stock-photo-on-a-factory-scientist-in-sterile-protective-clothing-work-on-a-modern-industrial-d-printing-1268263753)

Industri alat kesehatan dalam negeri terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes hingga akhir 2023, sebagian besar alat Kesehatan yang dimiliki Indonesia masih berasal dari produk impor, yakni sekitar 88%. Namun, pada pertengahan tahun 2024 industri alat kesehatan kita menunjukkan perkembangan pesat dengan penyerapan produk dalam negeri sebesar 48%. Dengan begitu, Indonesia telah menurunkan ketergantungan alat kesehatan impor yang awalnya 88% menjadi 52%. 

Perkembangan industri alat kesehatan di Indonesia menunjukkan tren yang positif dan harus dilanjutkan. Dalam perkembangan industri alat kesehatan, tentu saja terdapat tantangan besar, terutama dalam menghilangkan ketergantungan pada impor. Meskipun ada potensi inovasi dan pengembangan produk lokal, kontribusi Indonesia dalam industri alat kesehatan global masih rendah, dengan sebagian besar produk yang dihasilkan belum memiliki keunggulan kompetitif. Dalam proses perkembangan industri alat kesehatan di Indonesia terdapat poin-poin penting yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

Reformasi dan Pengembangan Industri Dalam Negeri
Pemerintah telah menerbitkan Inpres No. 6/2016 untuk mempercepat pengembangan industri alat kesehatan dan farmasi, dengan target 25% produksi dalam negeri pada tahun 2030. Gabungan Perusahaan Alat Kesehatan dan Laboratorium Indonesia (Gakeslab) melaporkan peningkatan jumlah perusahaan yang memproduksi alat pelindung diri (APD) dari 6 menjadi 250.

Investasi dan Insentif
Untuk menarik lebih banyak investasi asing, Indonesia perlu menawarkan insentif dan keringanan pajak. Sektor kesehatan diprediksi akan tumbuh seiring dengan meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan dari populasi yang terus berkembang.

Pentingnya Sertifikasi Halal
Dengan berlakunya UU Jaminan Produk Halal, semua produk kesehatan yang beredar di Indonesia harus bersertifikasi halal. Ini menciptakan peluang bagi industri lokal untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor, terutama ke negara-negara dengan populasi Muslim.

Tantangan dan Peluang
Meskipun ada kemajuan, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal ketersediaan bahan baku dan kualitas produk. Kemandirian dalam produksi alat kesehatan dan farmasi perlu menjadi prioritas untuk memastikan ketersediaan produk yang aman, bermutu, dan terjangkau.

Kesimpulan dari poin-poin yang telah disampaikan ialah reformasi di sektor kesehatan dan alat kesehatan sangat penting untuk membangun perekonomian yang lebih tangguh. Selain itu, dengan industri alat kesehatan yang mandiri, negara dapat lebih mudah dalam mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat Indonesia. Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri, sehingga mampu bersaing di pasar global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun