Grebeg besar demak adalah sebuah acara budaya tradisional khas demak,yang di selenggarakan setiap satahun sekali bertepatan dengan hari raya idul adha(hari raya kurban),grebeg besar demak merupakan acara yang telah di wariskan secara turun temurun dari zaman kewalian dan sampai sekarang alhamdulillah masih terus dilestarikan dimeriahkan dengan kirap karnaval budaya dan acara-acara kesenian lainnya yang dimulai dari pendopo kabupaten menuju ke makam sunan kali jaga yang terletak di desa kadilangu yang berjarak kira-kira 2 kilometer dari pendopo kabupaten, grebeg besar demak merupakan kegiatan sepiritualitas yang menyatukan kegiatan ritual keagamaan (islam) dalam sebuah dakwah yang dikolaborasikan dengan budaya lokal(jawa). Kegiatan utamanya adalah berziarah kemakam sultan-sultan demak dan sunan kalijaga(jogo kali) yang merupakan salah seorang wali songo yang menyebarkan agama islam dipulau jawa, sekligus penyerahan minyak jamas yang dibawa langsung oleh bapak bupati ke kadilangu untuk diserahkan kepada juru kunci makam, guna untuk mengumbah (mencuci) pusaka peninggalan keris sunan kali jaga yang bernama ( keris kutang onto kusumo dan keris kyai crubuk)
penyerahan minyak jamas yang di serahkan langsung oleh bupati demak dilakukan setelah usai melaksanakan ibadah sholat idul adha di masjid agung wali bertempat di alun-alun demak, ritualitas tahunan ini disambut baik oleh masyarakat dan banyak masyarakat yang simpati untuk mengikuti acara demi acara prosesi penyerahan minyak jamas, sebelum prosesi dilaksanakan terlebihdahulu dilaksanakan acara selamatan yang dinamakan selamatan tumpeng songo,penyerahan minyak jamas dikawal ketat oleh para prajurit-prajurit kekratonan kadilangu untuk mengawal bupati demak yang menaiki kereta kuda kencana menuju makam sunan kali jaga dengan diiringi tembang lir iler yang di bawakan oleh para selir-selir cantik kekratonan, tembang lir iler sendiri diciptakan oleh raden said sunan kali jaga untuk dijadikan metode pendakwahannya menyebarkan agama islam.
Untuk memeriahkan grebeg besar pemerintah kabupaten demak juga mengelar acara pasar malam rakyat yang bertempat dilapangan tembireng jogo indah 3 kilometer dari alun-alun demak yang masyarakat demak biasa menyebutnya dengan istilah besaran, acara ini digelar mulai taggal 27-28 september, besaran disini menyediakan aneka jajanan tradisional,perlengkapan keluarga,kerajinan aksesoris dan juga berbagai macam wahan permainan untuk tempat berkumpul keluarga, dan yang menjadi salah satu makanan tradisional cirikhas masyarakat demak yaitu jenang wijen yang dapat kita jadikan sebagai oleh-oleh.
Secara garis besar makna grebeg sendiri berarti kumpulan besar atau dikumpulkan di suatu tempat luas untuk kepentingan khusus.adapun makna kata “besar” sendiri diambil dari nama bulan besar yaitu bulan dzulhijjah,menurut para sesepuh tutur mengatakan bahawa kegiatan tersebut memang sudah ada,zaman dahulu raja dan petinggi kekratonan seringkali mengadakan selamatan pasca hari-hari besar tiba demi menghormati dan sendiko dawuh masyrakat berdatangan ketempat perkumpulan(alun-alun) untuk menyampaikan sembah baktinya terhadap raja,tujuan selamatan kerajaan disini adalah suatu acara korban yang memohon kepada sang maha kuasa agar diberi perlindungan dan keselamatan kepada raja dan rakyat-rakyatnya,pada tradisi itu walisongo sebagai penyeimbang dengan sedikit menyelipkan tradisi islam yaitu penyembelihan hewan qurban dimasjid besar,untuk menarik perhatian masyarakat agar datang kemasjid besar walisongo mmbunyikan alat musik gemilan untuk media pemanggil,mula-mula masyarakat sulit menerima namun karena keunikan media-media dakwah yang di sampaikan walisongo semakin menarik maka masyarakat menjadi terbiasa.
Sampai sekarang acara grebeg besar dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan,bnyak pengunjung dari masyarakat lokal maupun inter lokal yang ikut meramaikan acara tersebut terutama dimakam sunan kali jaga yang selalu ramai oleh peziarah dari berbagai daerah.
Sumber :kedungbantengcity.wordpress.com