Mohon tunggu...
Muhammad fahrulrozzi Iriansyah
Muhammad fahrulrozzi Iriansyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Seorang mahasiswa Hubungan Internasional yang sedang bermimpi membawa kembali senyum yang telah hilang di tanah Borneo Barat.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tibet dan Berbagai Masalahnya

31 Mei 2018   02:55 Diperbarui: 9 Januari 2021   12:39 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Selain Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tibet juga memiliki sumber daya Pembangkit listrik tenaga panas bumi atau PLTPB. Pembangkit listrik tenaga panas bumi Yangbajing di Tibet pada saat ini menyediakan listrik untuk 50.000 kepala rumah tangga Tibet. Dengan ketergantungan kuat akan energi air, meski ada kekurangan energi di musim dingin, yang menjadikan panas bumi sebagai sumber listrik yang menarik. Proyek ini di yakini mampu menghasilkan Sumber daya alam yang berguna di masa depan.

PARIWISATA

Lhasa yang merupakan ibukota tibet berhasil memikat hati tiap traveler mancanegara. Kota ini tampak begitu nature atau alami, namun semua kultur dan keindahan alamnya akan membawa wisatawan pada sebuah kecintaan terhadap alam. Alamnya terlalu memesona, bahkan katanya, melebihi indahnya negeri Eropa. Tibetan atau sebutan untuk orang tibet dikenal sebagai salah satu suku yang paling ramah di dunia. Selain itu, Gunung Everest juga termasuk tempat paling menarik di dunia untuk dikunjungi wisatawan dunia. 

Setiap tahunnya, puluhan ribu wisatawan lokal Tiongkok dan mancanegara datang ke gunung ini. Sementara, ribuan pendaki berusaha mencapai puncak Gunung Everest. Ini adalah peluang bisnis besar, dan bisa menjadi sumber penghasilan bagi pemerintah Tibet. Tibet melalui sektor pariwisata dari keindahan alam, suku dan budaya bisa menjadi daya tarik tersendiri dalam memanfaatkan kekuataan yang dimiliki oleh Daerah otonomi khusus ini

Kelemahan Tibet

Pengelolaan Sumber Daya Alam yang dimiliki

Setelah penulis membaca beberapa artikel yang mengatakan bahwa Tibet masih belum mampu mengelola kekayaan alam yang dimiliki, Tibet masih bergantung besar kepada Tiongkok untuk mengatur pengelolaan SDA yang dimiliki Tibet. Terlebih yang penulis kutip dari salah satu artikel mengatakan "banyaknya proyek-proyek Cina di Tibet telah berdampak negatif pada masyarakat lokal, lingkungan, situs fisik, praktik agama, serta budaya tradisional. Pendek kata, Cina hanya mengeksplorasi Tibet dari alam hingga manusianya. "(Tirto.id/Cara Cina Lumpuhkan Tibet dengan Megaproyek) [2] selain itu tibet masih belum bisa mengatasi masalah utama mereka ya itu mengatasi Eksploitasi berlebihan oleh china.

Cara Tibet mengatasi permasalahan utama dengan sarana Diplomasi dengan cara penentangan terhadap eksploitasi berlebihan china di dunia internasional

  Tibet memiliki nama lain kutub ketiga karena memiliki cadangan air tawar terbesar setelah kutub utara dan kutub selatan. Tapi Tibet pada saat ini mengalami dampak dari perubahan iklim dan proyek bendungan besar-besaran yang dipimpin oleh Tiongkok justru memperparah keadaan. Presiden Tibet di tempat pengasinganya, Lobsang Sangay, Dia meminta dukungan internasional dalam menghadapi eksploitasi alam yang berlebihan oleh Tiongkok. Lobsang Sangay, berbicara di depan anggota parlemen Swedia pada November 2017 lalu. Ia mengatakan: "Tiongkok sedang menjarah sumber air alami Tibet. 

Perubahan iklim mencairkan gletser. Maka efeknya akan sangat menghancurkan." Menurut salah satu penelitian yang dilakukan United Nations atau Perseikatan Bangsa-Bangsa, hampir setengah dari populasi dunia bergantung pada air yang dialiri sungai-sungai yang berada Dataran Tinggi Tibet. Seorang anggota komunitas Tibet, Bhu Dhondop, di tempat pengansingan di Swedia yang merupakan seseorang pemandu gunung di Tibet. Dia menjadi saksi mata desa-desa di Tibet mengalami kerusakan dan masyarakatnya dipindahkan secara paksa demi pembangunan bendungan yang dilakukan pemerintah Tiongkok.  

Masyarakat Tibet telah menentang pendudukan Tiongkok sejak tahun 1959, namun penentangan ini dianggap sebagai gerakan separatis oleh pemerintah Tiongkok. Pada tahun 2015, .Rakyat Tibet menuntut hak untuk menentukan nasib sendiri atau memerdekakan Tibet. Salah satu aritkel yang saya kutip menyatakan "Mereka menentang kepemimpinan Tiongkok yang berlebibihan dengan dalil telah terjadi pelanggaran HAM, diskriminasi etnis, penutupan vihara dan hilangnya tanah rumah mereka. Saat tur Eropa pada november tahun 2017 ini, Presiden Tibet di pengasingan, Lobsang Sangay, meminta dukungan internasional. 

Dia menyoroti dan membandingkan citra Tibet dan Tiongkok. Tibet penuh dengan kemurnian spiritual dan lingkungan. " (Kbr.id/perubahan  iklim dan pembangunan Tiongkok bahayakan ekosistem tibet). Inilah cara Tibet menyelesaikan masalah utamanya mengenai masalah Air tawar dan Ekspolitasi berlebihan yang dilakukan oleh Tiongkok. Tibet mencari dukungan Internasional dengan mengekspose keburukan keburukan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Tiongkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun