Apasih padi jadi beras? Dan Berambang jadi berambang goreng? Inilah yang terjadi pada debat bupati kabupaten nganjuk pada tanggal 16 oktober 2024, yang dilaksanakan di Studio JTV Nganjuk.Â
Hal ini merupakan statement yang diberikan oleh Calon Bupati No urut 2 yaitu Dra. ITA TRIWIBAWATI, AKA.,M.Si. yang akrab dipanggil Mbak Ita pada saat berdebat melawan Calon bupati lainnya.Â
Mbak ita selaku Calon bupati No urut 2 Memberikan Statement yang menurut Saya sedikit lucu dan membuat bertanya -- tanya, dikarenakan Statement yang berbunyi " Membuat produk baru seperti Berambang dibuat Berambang goreng dan sebagainya, Beras akan dibuat menjadi Padi dan Padi akan dibuat menjadi Beras " Yang menurut saya perlu di perhatikan lagi, Sebab selaku calon pemimpin di kabupaten nganjuk yang notabene merupakan para petani Malah memberikan pernyataaan yang PARA PETANI pun atau orang yang tidak berpendidikan tau bahwa hal tersebut merupakan hal yang pasti dan bukan termasuk dalam inovasi.Â
Ibarat apakah mungkin Sebuah manusia berubah menjadi harimau? Mungkin adaaaa.... ( DI FILM ), Selaku calon pemimpin sebaiknya lebih memperhatikan apa yang sebaiknya perlu dijadikan inovasi yang bisa membangun Kabupaten/Kota yang akan dipimpin, Menurut saya masih banyak inovasi atau kemajuan yang bisa diberikan.Â
Contohnya dalam bidang pariwisata dikarenakan kabupaten nganjuk memiliki banyak sekali pariwisata yang kurang ter ekspos di dunia maya dan belum ada yang mengembangkan, Reaksi masyarakat terhadap debat calon bupati Nganjuk 2024, termasuk Mbak Ita, mungkin belum secara spesifik dijelaskan dalam sumber-sumber yang tersedia.
 Dikarenakan mungkin dari Masyarakat nganjuk masih kurang dalam mengkritisi calon dari pemimpinnya, Debat seperti ini umumnya dimonitor untuk mengetahui bagaimana visi dan misi calon pemimpin disebarluaskan dan bagaimana respons masyarakat terhadapnya.
Namun, jika kita melihat contoh debat-presiden yang telah dilansir dalam artikel "Di Debat Keempat Pilpres, Tingkat Kematangan Sikap Cawapres Terlihat" dari Kompas, kita dapat menyimpulkan bahwa reaksi masyarakat terhadap debat yang berfokus pada provokasi emosi daripada substansi seringkali kurang positif.Â
Mereka mengharapkan debat yang lebih substantif dan fokus pada isu-isu penting seperti lingkungan hidup.Â
Dalam konteks ini, jika debat calon bupati Nganjuk 2024 memiliki elemen-elemen yang mirip dengan debat pilpres, seperti fokus pada provokasi emosi bukan substansi, maka reaksi masyarakat mungkin akan sama-sama kurang puas. Mereka mungkin mengharapkan diskusi yang lebih matang dan relevan dengan isu-isu lokal yang mereka hadapi.Â
Namun, tanpa informasi spesifik tentang reaksi masyarakat terhadap debat calon bupati Nganjuk 2024, kita hanya dapat membuat spekulasi berdasarkan contoh-contoh lainnya.Â
Reaksi nyata masyarakat mungkin akan tersadar dalam opini yang saya berikan kali ini, Bahwa sebagai Masyarakat yang akan memilih wakil dari daerah atau wilayah sebaiknya lebih memperhatikan lagi kualitas dari para Calon pemimpin, Dikarenakan akan berpengaruh pada kemajuan suatu daerah atau mungkin bisa jadi kemunduran, Dampaknya mungkin juga akan didapatkan dari ranah politik, Dampak dari serangan politik terhadap citra kandidat ( MBAK ITA ).Â