Mohon tunggu...
Muhammad Fadli Faturahman
Muhammad Fadli Faturahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang yang memiliki minat besar dalam sinematografi dan desain visual, saya tidak hanya menikmati hobi menonton film, tetapi juga menganalisis elemen-elemen artistik di baliknya. Pengalaman saya dalam menonton berbagai genre film memperkaya pemahaman saya tentang bagaimana narasi dan visual bersinergi untuk menciptakan cerita yang kuat. Hobi ini telah menjadi inspirasi saya dalam berbagai proyek kreatif, dari penulisan artikel tentang kritik film hingga pengembangan konten visual.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film: How To Make Millions Before Grandma Dies

29 September 2024   19:00 Diperbarui: 29 September 2024   19:08 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dalam kehidupan modern yang sering kali berfokus pada pencapaian materi, film How to Make a Million Before Grandma Dies hadir sebagai pengingat bahwa kekayaan sejati tidak selalu diukur dari jumlah uang. Mengemas humor dan pesan moral yang menyentuh, film ini membawa penonton dalam petualangan kocak seorang pemuda yang mencoba menjadi jutawan sebelum neneknya meninggal---namun di sepanjang jalan, ia belajar bahwa hal paling berharga adalah waktu dan cinta yang ia bagi dengan orang terdekat. "It's not about the money, Joe. It's about the time we spend together while you're trying to figure it all out." Kalimat ini menjadi inti dari perjalanan Joe, menegaskan bahwa hubungan keluarga lebih penting daripada ambisi finansial. 

Sinopsis Singkat

Film ini berpusat pada seorang remaja bernama Joe, yang terjebak dalam mimpi besar untuk menjadi seorang jutawan sebelum neneknya meninggal dunia. Dengan waktu yang sangat terbatas dan sumber daya yang terbatas pula, Joe memutuskan untuk mengejar berbagai skema gila untuk mendapatkan uang. Bersama sahabatnya, mereka memulai petualangan yang tak terduga, mulai dari ide bisnis yang aneh hingga tindakan ilegal yang lucu.

Meskipun premisnya terdengar seperti komedi slapstick, film ini menyisipkan sentuhan hati yang dalam. Di tengah kekonyolan dan upaya putus asa Joe, terjalin hubungan keluarga yang hangat antara dirinya dan neneknya, yang menyadari hasrat cucunya untuk meraih sukses besar demi dirinya.

Elemen Visual dan Sinematografi

Film ini mengusung gaya visual yang sederhana namun efektif. Henrique Couto sebagai sutradara berhasil mengombinasikan gaya visual indie dengan sudut pengambilan gambar yang dinamis dan estetika yang ringan. Penggunaan palet warna yang cerah menonjolkan nuansa optimisme dan mimpi besar Joe, sementara pengeditan yang cepat menambah tempo film yang terasa hidup dan energik.

Terkadang, teknik sinematografi yang digunakan terasa sengaja over-the-top, sejalan dengan absurditas situasi yang dihadapi karakter. Hal ini menambah lapisan komedi, memperkuat suasana film yang liar dan tidak terduga.

Karakterisasi dan Akting

Salah satu kekuatan film ini terletak pada karakter-karakter yang unik dan terkadang eksentrik. Joe, yang diperankan dengan sempurna oleh Aaron Guerrero, menampilkan perpaduan antara semangat anak muda dan naivitas yang menyentuh. Hubungan Joe dengan neneknya (diperankan oleh Marylee Osborne) menjadi jantung emosional film. Osborne membawakan karakternya dengan kehangatan, humor, dan kebijaksanaan seorang wanita tua yang tetap tenang meski cucunya terjebak dalam berbagai skema gila.

Chemistry antara Joe dan sahabatnya, juga merupakan elemen penting yang membuat komedi dalam film ini semakin hidup. Dialog mereka yang penuh canda tawa dan interaksi yang spontan menghidupkan film dan memperkuat nuansa persahabatan yang solid.

Humor dan Pesan Moral

Dari judulnya saja, How to Make a Million Before Grandma Dies sudah memberikan sinyal bahwa penonton akan diajak dalam petualangan yang penuh komedi dan skenario-skenario gila. Banyak momen lucu dalam film ini yang terletak pada keputusasaan Joe dalam menjalankan ide-ide bisnis yang sangat tidak realistis, mulai dari menjual barang-barang tak berharga hingga mengikuti perlombaan aneh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun