Mohon tunggu...
muhammad fadli
muhammad fadli Mohon Tunggu... Wiraswasta - mahasiswa

mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas hallu oleo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problem dalam Pendidikan Karakter Bangsa

21 Mei 2019   13:44 Diperbarui: 21 Mei 2019   13:56 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat, baik itu melalui media cetak, wawancara, dialog dan lain sebagainya. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan yang terjadi dimana-mana, sirkulasi ekonomi yang terhambat serta dunia politik yang menuai pro dan kontra menjadi salah satu topik yang hangat di masyarakat.

Ada beberapa peristiwa yang tergolong penyimpangan karakter di negeri ini. Contoh kecil saja, di zaman yang sudah modern ini banyak orang yang lupa beretika, lupa menjaga sopan santun, tak mau saling tolong menolong, tak bertanggung jawab, tidak tahu batas-batas pergaulan dan masih banyak lagi. Hal sekecil itu saja sudah tak terkendali, apalagi hal yang besar. Hal tersebut terjadi akibat dari kurang penanaman nilai moral dan karakter pada mereka. Maka dari itu pentingnya penanaman nilai moral terhadap dan karakter terhadap anak sejak usia dini.

Orang tua merupakan orang yang paling penting dalm memberikan pendidikan karakter terhadap anak, Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak sekaligus orang pertama yang memberikan kasih sayang, bahkan ketika anak itu masih ada dalam kandungan, Tidak hanya itu, ayah dan ibu juga mengajari putra putrinya berjalan, berbicara dan mulai berkomunikasi dengan orang lain. Dengan begitulah, orang tua memberi bekal utama dalam mengendalikan anaknya untuk menjadi anak yang baik.

Namun, kenyataannya ada orang tua yang belum mengerti bagaimana cara mengasuh anak dengan penuh cinta dan kasih sayang. Bahkan ada saja orang tua yang menitipkan anak mereka pada babby sitter. Hal tersebut nenunjukan bahwa kurangnya peran orang tua dalam memberiakan pendidikan karakter terhadap anak mereka.

Peran kedua iyalah lembaga pendidikan sebagai tempat mengembangkan karakter anak. Dalam lembaga ini yang paling berperan penting ialan seorang guru. Guru juga hendaknya memiliki kemampuan dalam mendidik siswanya terutama sering-sering mengecek siswanya. Tidak hanya sekedar menghabiskan bab-bab pada buku pelajaran, sekedar menyampaikan informasi atau mengejar target kurikulum. Peran ketiga adalah masyarakat atau tempat anak itu tinggal atau bermain atau bergaul. Anak bisa terkontaminasi kebiasaan yang buruk akibat pengaruh luar. Sehingga, sedini mungkin orang tua harus bisa menjaga anak-anaknya dari pengaruh luar yang negatif.

Dampaknya Banyak anak berperilaku anarkis, Banyak anak tidak memiliki sikap yang santun terhadap orang lain, Tidak mau tolong menolong dengan sesama, dan tidak menghargai sesamanya, Banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan anak terhadap orang tuanya, Perubahan gaya hidup, mulai dari nilai-nilai agama, sosial dan budaya, dan lunturnya Jati diri bangsa Indonesia.

Maka dari itu kita harus melakukan uapaya-upaya pencegahan dengan melakukan pendidikan karakter melalui peran orang tua. orang tua sebaiknya mulai belajar bagaimana menanamkan nilai moral dan karakter yang baik dan benar pada anak. Bagi para guru, sebaiknya mulai menerapkan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan serta membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam suatu mata pelajaran. Guru juga menjadi contoh dan panutan di sekolah juga harus dapat memberi contoh yang baik kepada murid-muridnya, seperti berpakaian rapi, berkata sopan, disiplin, perhatian kepada murid dan menjaga kebersihan. Guru juga harus Mengkoreksi perbuatan kurang baik yang dilakukan oleh siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun