Oleh : *Muhammad  Fadlan*
Secara tegas al-quran menerangkan sifat sifat pencipta alam semesta serta cara penciptaannya, namun keterangan saja. Menurut pendapat al-Asy'ari penjelasan tentang Al-quran tentang Tuhan tidak mengandung keraguan sedikit pun, bahwa tuhan berada di atas seluruh ciptaan-nya; Dia berada satu-satunya tuhan dan dia tidak bersandar kepada apa pun di alam ini Dia berdiri sendiri dan tidak membutuhkan bantuan manusia; Dia dapat saja memusnahkan kita semua dan menggantikan dunia ini dengan sesuatu yang lain tanpa berakibat pada kehancuran dirinya sendiri.
 Dia tidak harus menciptakan dunia, dan sekarang ini, meskipun dunia telah tercipta namun dia dapat saja melupakan-Nya jika dia mau berbuat begitu.Kita diberi tahu bahwa tuhan benar- benar menciptakan dunia dan dialah sumber atau asal-usul langit dan bumi, dan dia pula yang membuat malam dan siang, matahari, bulan dan semua planet.Â
Dialah yang mengatur musim semi yang dapat membangkitkan dan menghidupkan kembali alam serta menjadikan kebun- kebun indah adanya. Mujurnya, Tuhan merancang alam serta seluruh ciptaan-Nya adalah untuk kepentingan kita manusia, meskipun Dia tidak harus berbuat seperti itu, dan apa yang Dia "minta" sebagai tindak balasnya hanyalah mengerjakan shalat dan menyembah-Nya.
 Pertama-tama marilah kita melihat secara singkat bagaimana masalah yang menyangkut persoalan penciptaan itu timbul. Sebagai contoh, kita ditunjukkan oleh al-Quran bahwa penciptaan alam semesta memakan waktu enam hari. Nah, lalu kita ingin tahu apakah ada sesuatu yang telah ada sebelum dunia ini diciptakan dan dari bahan yang sudah ada itukah alam semesta ini diciptakan.Â
Kita juga mungkin ingin tahu apakah waktu itu dimulai dari hari pertama dari keenam hari itu ataukah waktu itu sudah ada sebelum Tuhan menciptakan alam semesta ini. Jika seseorang secara teliti membaca nash al-Quran itu sendiri, tampaknya tidak terdapat jawaban yang pasti terhadap persoalan-persoalan semacam itu.Â
Ada beberapa penafsiran yang menyatakan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta secara bebas, dan tiada sama sekali. Istilah bahasa Arab yang sering dipergunakan untuk penciptaan seperti itu adalah khaliq yang berarti "menciptakan" atau "mendatangkan suatu hal", dan disana ada beberapa contoh penggunaan yang secara khusus terkandung makna suci untuk menggambarkan bagaimana Tuhan menciptakan bentuk (form) maupum materi (matter) dari seluruh yang ada ini.
 Jadi,dalam pengertian yang tegas, hanya Tuhanlah yang dapat dikatakan secara tepat dapat menciptakan sesuatu. Namun, bahkan Razi sendiri harus mengakui pula bahwa ada kekaburan yang cukup menarik dalam arti kata khaliq, karena dalam beberapa rujukan keterangan al-Quran sendiri, kata itu dapat berarti baik muqaddir (penentu) atau mujid (pencipta, pengada).Â
Jika sang pencipta hanya menentukan sifat-sifat dasar alam semesta maka pendapat itu memberi tempat pada pemahaman yang menyatakan bahwa dia bekerja dengan benda atau bahan dasar yang sebelumnya sudah ada,di mana pada hal-hal tertentu, dia cuma mengaturnya dengan cara tertentu.
 Dengan demikian pesan profetis yang dapat kita fahami adalah para Nabi mengajarkan akan Allah SWT sejak zaman Nabi Adam sampai Nabi muhammad Saw, agar manusia memiliki keyakinan dan pengetahuan akan Allah SWT. Karena sifat manusia yang sealu ragu bahkan ingkar. Maka insan profetisakan selalu mengenalkan Allah kepada manusia.
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Imam Bonjol PadangÂ