Pada era modern ini, perkembangan teknologi informasi semakin berkembang pesat. Sayangnya, kemudahan akses terhadap berbagai informasi juga disertai meningkatnya akses terhadap konten negatif, khususnya pornografi. Menurut penelitian oleh Nurhayati, Wangi, dan Poerwanto (2016) dalam (Fahrizal, 2021) masyarakat indonesia, terutama remaja, dapat dengan mudah mengakses pornografi. Ketergantungan pada pornografi dapat membentuk karakter dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang. Kondisi ini menjadi ancaman mendalam dan memberikan berbagai dampak negatif. Oleh karena itu, mahasiswa dapat membangun ketahanan diri yang kuat terhadap ancaman pornografi agar bisa mengatasi tekanan, godaan serta pengaruh negatif dari kecanduan menonton pornografi. Melalui essai ini, akan membahas pentingnya memahami risiko dari pengaruh pornografi, membangun ketahanan diri mahasiswa dalam menghadapi ancaman pornografi, dampak yang terjadi ketika sudah kecanduan pornografi dan upaya dalam menghadapi ancaman pornografi.
Permasalahan pornografi di kalangan mahasiswa seringkali dimulai dari paparan yang tidak disengaja melalui media sosial. Konten vulgar dan tidak pantas sering muncul di platfrom yang seyogjanya berfungsi sebagai sarana informasi dan komunikasi (Andriyani & Ardina, 2021). Normalisasi terhadap pornografi terjadi ketika mahasiswa merasa bahwa menonton konten tersebut adalah hal yang biasa. Hal ini meningkatkan kerentanan mereka terhadap kecanduan, yang akhirnya dapat mengganggu fokus dan motivasi belajar (Sulistyaningsih & Billah, 2021).
Kecanduan pornografi pada remaja membawa dampak signifikan yang dapat mengganggu berbagai aspek kehidupan mereka, seperti perubahan fungsi otak, gangguan emosi, dan perubahan perilaku serta mental. Paparan awal terhadap pornografi dapat memicu efek kecanduan yang melibatkan sistem neurologis, menghasilkan rasa senang dan kepuasan, sehingga orang yang menontonnya berulang kali akan meningkatkan risiko kecanduan. Jika tidak ditangani dengan baik, kecanduan ini dapat menyebabkan kerusakan pada prefrontal cortex, yang berperan penting dalam pengambilan Keputusan dan pengendalian diri. Selain itu, remaja yang terjebak dalam kecanduan pornografi sering kali mengabaikan tanggung jawab akademik, mengarah pada penurunan prestasi, serta mengalami masalah dalam konsentrasi dan produktivitas. Dampak selanjutnya adalah kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat, sehingga memperburuk efek sosial dari kecanduan ini.
Pencegahan kecanduan pornografi memerlukan kolaborasi antar keluarga, komunitas, dan pemerintah. Keluarga harus berperan aktif dalam mendidik anak-anak mereka tentang dampak negatif pornografi dan pentingnya pengendalian diri (Widayanti, 2018). Komunitas organisasi agama dan sosial, dapat menyediakan program pendidikan dan dukungan bagi remaja. Untuk membangun ketahanan diri dalam menghadapi ancaman pornografi bisa dilakukan dengan cara melakukan kegiatan yang positif, meningkatkan rasa keimanan setiap mahasiswa untuk menjaga hawa nafsu dan tetap teguh pendirian agar tidak kecanduan menonton vidio pornografi. Menurut (Narang, 2020) kemampuan untuk mengendalikan diri dapat diterapkan dengan dimensi work ethic. Bagi remaja yang sebagian besar berstatus pelajar, perlu memiliki work ethic yang baik agar dapat fokus untuk mengerjakan kegiatan tanpa adanya ganguan oleh stimulus seperti pornografi
Meskipun ada berbagai upaya untuk mencegah kecanduan pornografi, masih terdapat keterbatasan dalam penjelasan detail mengenai pencegahan tersebut. Salah satu tantangan utama adalah stigma negatif yang melekat pada pembicaraan tentang pornografi (Haryani & Susanti, 2018). Banyak orang merasa tidak nyaman membahas topik ini, yang menghambat upaya untuk memberikan pendidikan yang komprehensif. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka untuk diskusi mengenai isu ini.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat di era modern dapat memberikan kemudahan bagi siapa pun, termasuk mahasiswa. Namun, perlu diketahui bahwa semakin berkembangnya teknologi pasti ada dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan. Dampak positifnya, mahasiswa bisa mengakses berbagai informasi yang diinginkan. Namun, di sisi lain, mahasiswa bisa terpapar pengaruh negatif dari perkembangan teknologi salah satunya mengakses pornografi. Pornografi bisa membuat siapa pun menjadi kecanduan setelah mencoba untuk menonton sekali jika sudah kecanduan dalam menonton pornografi dapat memengaruhi kondisi mental dan fisik, seperti gangguan pada otak, penurunan konsentrasi, perubahan emosi, dan perilaku yang menyimpang. Jika hal ini tidak segera diatasi, kondisi ini tentu dapat merusak fungsi otak, khususnya pada bagian pre-frontal cortex. Oleh karena itu, pendidikan yang menanamkan nilai moral dan pemahaman tentang risiko kecanduan.
Â
Referensi
Andriyani, M., & Ardina, M. (2021). Pengaruh paparan tayangan pornografi melalui media sosial terhadap perilaku mahasiswa di Yogyakarta. Jurnal
Audiens, 2(1), 143--153.
https://doi.org/10.18196/jas.v2i1.11138