Dalam etika bisnis dikatakan bahwa perusahaan tidak hanya memiliki kewajiban ekonomi dan hukum atau kewajiban rata-rata kepada pemegang saham atau pemegang saham, tetapi juga kewajiban terhadap berbagai pihak terkait yang memiliki ruang lingkup ekonomi di luar kewajiban perusahaan. Etika bisnis merupakan sarana atau pedoman bagi perusahaan dan pimpinan bisnis untuk menjalin hubungan baik dengan publik. Menurut Velasques, etika bisnis adalah kajian yang berfokus pada pembahasan etika baik dan etika buruk.
Etika bisnis memiliki banyak tujuan, salah satunya adalah untuk meningkatkan kesadaran etis para pemimpin bisnis dan karyawan untuk menghindari konflik, kemudian etika bisnis diarahkan pada pengusaha yang memiliki batasan dengan bisnisnya, sehingga bisnis dapat beroperasi dalam kerangka peraturan. tanpa curang. Etika bisnis juga bertujuan untuk mencapai hubungan yang baik antara perusahaan dengan para pemangku kepentingannya dan terakhir, etika bisnis bertujuan untuk memotivasi perusahaan untuk terus berinovasi sehingga perusahaan dapat beradaptasi dengan segala kondisi yang mengancam operasional perusahaan.
Ketika tujuan tersebut berhasil dicapai, dampak yang dirasakan perusahaan adalah pada citra dan reputasi yang baik. Masyarakat akan percaya dan semakin loyal terhadap bisnis tersebut guna menjaga keuntungan maksimal bagi bisnis tersebut.
Namun perlu diingat bahwa hal tersebut dapat tercapai jika prinsip-prinsip etika bisnis benar-benar diterapkan oleh perusahaan. Prinsip pertama yang harus diterapkan adalah kejujuran. Semua bisnis yang berhasil mengelola dan mengembangkan bisnisnya mengklaim bahwa kejujuran adalah kunci kesuksesan. Kejujuran tentu akan menarik loyalitas masyarakat terhadap perusahaan. Kedua, prinsip etika integritas. Prinsip ini diperlukan untuk melindungi reputasi baik perusahaan.
Setiap orang di perusahaan harus menerapkan prinsip ini. Ketiga, prinsip loyalitas yang menjadi acuan kerja. Bisnis tidak selalu yang terbaik. Perusahaan selalu mengejar kritis, karena setiap keputusan mengandung risiko. Oleh karena itu, prinsip loyalitas harus diperkenalkan agar visi dan misi perusahaan dapat berjalan dengan baik. Prinsip keempat adalah prinsip otonomi.Â
Prinsip ini merujuk pada kemampuan dan sikap kebijaksanaan untuk mengambil keputusan dan bertindak. Kelima, prinsip keadilan. Keadilan harus dipraktikkan secara internal dan eksternal untuk mendukung keberhasilan tujuan perusahaan. Kemudian prinsip keenam adalah saling menguntungkan. Sebuah perusahaan harus dapat menawarkan keuntungan kepada seluruh khalayaknya sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Prinsip-prinsip ini tentu saja terkait. Jika hal ini tidak dilaksanakan, maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai sepenuhnya.
Program CSR dan etika bisnis secara alami terkait erat dan saling melengkapi. Untuk memahami pentingnya implementasi program CSR untuk reputasi dan citra positif perusahaan, perusahaan harus melihat CSR sebagai profit center yang akan menghasilkan keuntungan di masa depan. Etika bisnis yang diuraikan di atas harus diikuti sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial. Tujuan dari program tanggung jawab sosial tercapai ketika perusahaan menyelaraskan kegiatannya dengan tanggung jawab moral kepada masyarakat.
Meskipun kegiatan CSR ini penting untuk reputasi dan citra positif perusahaan, namun pelaksanaan program CSR yang hanya berlandaskan pada menjaga citra publik perusahaan tidak akan membawa hasil positif tanpa implementasi yang baik.
Tindakan perusahaan yang tampak sebagai langkah "penyayang" terhadap pihak lain dalam bentuk tanggung jawab sosial sama sekali tidak memiliki nilai moral (Tjahjadi, 1991). Pada dasarnya, perusahaan harus melaksanakan program tanggung jawab sosial, tidak hanya untuk mematuhi peraturan pemerintah atau untuk menciptakan citra positif, tetapi perusahaan harus bertindak karena memang ada kewajiban untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip etika bisnis yang menjadi pedoman perusahaan. Operasi.
REFRENSI