Mohon tunggu...
Muhammad Fadhly
Muhammad Fadhly Mohon Tunggu... Lainnya - fadhly

fadhly

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketum Relawan Ganjar yang Dinilai Rasis pada Anies Baswedan

21 Mei 2023   20:31 Diperbarui: 21 Mei 2023   20:34 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

oleh: Muhammad fadhly Mahasiswa FISIP UHAMKA

Jakarta, 21 Mei 2023 -Berita terbaru tentang politik kebencian datang dari Ketua Umum Relawan Ganjar Pranowo, Laode Umar Bontte. Dalam sebuah video berdurasi 3 menit, Bontte dilaporkan menyindir Calon Presiden, Anies Baswedan dengan narasi 'bukan putra asli Indonesia'.
Pernyataan tersebut mendapat banyak kecaman dari berbagai kalangan, termasuk politisi dan aktivis yang menyebutnya sebagai politik kebencian yang tidak perlu dan merusak kerukunan antar etnis di Indonesia. Anies sendiri telah membalas

sindiran tersebut dengan mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang menerima semua orang tanpa memandang latar belakang atau asal usul. Dalam video yang beredar, Politisi PDIP sekaligus Ketua Umum DPP KNPI tersebut menegaskan dirinya menolak Anies Baswedan menjadi Presiden RI, sebab Anies bukanlah murni keturunan Tanah Air. 

Berikut ini selengkapnya pernyataan Laode Umar Bonte yang dinilai rasis terhadap Anies Rasyid Baswedan: "Sebagai Ketua Umum DPP KNPI secara tegas dan lugas saya tidak ingin Anies Baswedan menjadi presiden Republik Indonesia yang harus memimpin putra putra terbaik bangsa ini. Bangsa ini sudah memberikan ruang yang begitu besar kepada Anies Baswedan, sudah diberi kesempatan untuk menjadi menteri, pernah diberi kesempatan untuk menjadi gubernur, itu cukup dalam pentas politik Tanah Air. Tapi, kalau sampai meminta ingin jadi ini terlalu berlebihan. 

Biarkanlah putra-putra bangsa Indonesia sendiri yang menjadi presiden republik Indonesia. Saya setuju Anda lahir dan besar di sini, tapi Belanda menjajah republik Indonesia selama 350 tahun, mereka memiliki anak cucu dan lahir di sini. Mereka tetap saja penjajah dan tetap saja bukan bangsa Indonesia, Belanda juga datang di Indonesia mengaku jadi pahlawan, ingin menyelamatkan ekonomi bangsa Indonesia, tetapi mereka tetap saja bukan putra-putra asli bangsa Indonesia. 

Karena itu saya meminta kepada seluruh pemuda Indonesia seluruh bangsa Indonesia, seluruh rakyat Indonesia berilah kesempatan terbaik untuk memimpin bangsa ini dari putra bangsamu sendiri, Prabowo oke, Ganjar Pranowo oke. Jangan karena terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta lalu kemudian menjadi kepedean mau jadi presiden juga. angan, Anda menjadi gubernur DKI Jakarta bukan karena komunitas yang kuat di situ, bukan karena kontestasi politik kemarin, mendorong dorong agama, memaksa-maksa agama, kemudian melahirkan Anies Baswedan menjadi gubernur, tetapi untuk menjadi presiden, jangan jugalah. 

Bangsa Indonesia ini terdiri dari beberapa bangsa-bangsa yang memang memiliki leluhur yang asli, Papua memiliki leluhur, Kalimantan memiliki leluhur, Jawa memiliki leluhur, Sumatra memiliki leluhur, leluhur-leluhur inilah menjadi putra bangsa asli yang harusnya diberikan kemenangan untuk memimpinnya. Saya berilustrasi Anda boleh saja lahir dan besar di rumah saya, tetapi untuk menjadi tuan rumah di rumah saya tidak mungkin saya akan berikan kesempatan
itu, tidak logis namanya. Anda boleh saja memiliki orang tua atau mengaku memiliki orang tua menjadi pahlawan negara ini, tetapi untuk menjadi presiden sadar diri, jangan, ini yang saya ingin menggugah," katanya, tegas.

Kasus ini juga memicu kontroversi dan perdebatan mengenai politik identitas di Indonesia. Banyak yang mengkritik upaya untuk memperlemah kedudukan Anies Baswedan dengan menggunakan identitas nasional sebagai senjata politik. Beberapa aktivis juga menyerukan agar para politisi menghindari politik kebencian dan memfokuskan pada isu-isu yang lebih substansial dan berdampak pada kepentingan rakyat.

Sebagai negara dengan keberagaman etnis dan budaya yang besar, penting untuk menghindari politik identitas dan mempromosikan persatuan dan kesatuan di antara rakyat Indonesia. Semua warga negara Indonesia harus diperlakukan dengan adil dan merasa dihormati tanpa memandang latar belakang atau asal usul mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun