Mohon tunggu...
Muhammad Fadhli
Muhammad Fadhli Mohon Tunggu... Musisi - Wartawan Musik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dibadai Kesunyian

10 Maret 2015   16:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:51 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bantu aku menyelinapkan kerinduan di sepanjang pantai ke selatan, kini kesunyian begitu kelat memaki anak lidah, sungguh beringasnya melesak di palung

Gemericik adzan, aliran sungai berbatu, sekat segala nadi hendak berlaku, rentannya jiwa meresapi jeramnya waktu, pada tengadah kerapuhan jua, betapa begitu mudahnya biduk terbawa sungai yang menganak

Pada tampung telah kuceritakan,
pada curah makin kulukiskan,
pada isak hening mengganyang,
pada apa hendak menderai

Pohon mana yang tegar dibadai kesunyian, dahannya pasti mengayun jua, seiring derik ranting patah jatuh ke tanah, hanya ingatan mampu kumamah

Suara jangkrik pun maki berdendang, bertabuh pekat kian mematang, pada sepi lisanpun kelu, aku tengah merindu.

~ Padang, 8 Maret 2015
Puisi Muhammad Fadhli
Pin:211FE28B
-----

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun