Mohon tunggu...
Muhammad Fadhil Ramadhan
Muhammad Fadhil Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UINSA

Pendidikan adalah cara terbaik untuk melawan kemiskinan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Pancasila Sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" dalam Kehidupan Bermasyarakat

14 Juni 2022   10:30 Diperbarui: 14 Juni 2022   10:47 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Implementasi Sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" - Perlu diketauhi bahwa setiap negara pasti memiliki sebuah idiologi dalam bernegara. Indonesia memiliki idiologi yang disebut dengan Pancasila. Pancasila merupakan dasar atau pondasi bagi seluruh bangsa Indonesia dalam berkehidupan sehari-hari. Untuk itu maka kita sebagai warga negara Indonesia wajib menaati apa yang ada di dalam Pancasila tersebut. 

Pancasila adalah bukan sekedar lambang negara ataupun simbul, akan tetapi di dalamnya mengandung banyak makna yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah negara akan makmur jika semua warga neagaranya taat kepada apa yang telah menjadi pedoman negaranya. Untuk itu , disini saya akan mereflesikan penerapan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya dalam sila pertama.

Sila pertama dalam Pancasila berbunyi "Ketuhanan yang Maha Esa". Sila tersebut mengandung makna bahwa setiap warga negara Indonesia wajib berketuhanan, dalam arti kita wajib yakin dengan adanya Tuhan. 

Setiap warga Indonesia diberikan kebebasan dalam menentukan Tuhannya, sesuai dengan kepercayaannya masing-masing, tidak ada paksaan dalam memilih agama. Penerapan sila pertama tentunya mempunyai nilai-nilai yang sangat banyak, beberapa contoh penerapan sila tersebut akan saya jelaskan sebagai berikut.

  1. Toleransi dalam beragama, artinya kita tidak boleh membeda-bedakan agama satu dengan agama lain, tidak boleh menyalahkan agama satu dengan agama lain. Kita harus saling menghargai pemeluk agama lain, setiap masing-masing orang telah di berikan hak untuk memilih kepercayaannya, lantas untuk apa kita membeda-bedakan.
  2. Tolong menolong, di dalam masyarakat tentunya kita pernah mengalami kesusahan dalam hidup, maka dari itu kita layaknya harus membantu orang yang mengalami kesusahan, jika kita membantu orang yang susah pasti suatu saat jika kita mengalami kesusahan akan dibantu orang lain.
  3. Menebar kebaikan, contohnya bisa kita lakukan dengan memberikan sesuatu pada orang lain, semisal kita mempunyai makanan lebih, bisa kita berikan kepada tetangga.
  4. Saling menyapa, perbedaan bukan suatu pengalang untuk menyapa orang yang berbeda agama, justru hal tersebut menurut saya merupakan hal yang menjadikan masyarakat Indonesia menjadi rukun dan damai.

Dapat saya tarik kesimpulan dari beberapa penerapan diatas bahwa Indonesia adalah negara yang mempunyai beragam budaya dan agama, akan itu perbedaan bukan suatu masalah atau problem, justru perbedaan akan menjadikan sesuatu yang indah jika kita saling bertoleransi.  

     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun