Mohon tunggu...
Muhammad Fadhil Hadziq
Muhammad Fadhil Hadziq Mohon Tunggu... Guru - Bachelor's degree at International University of Africa, Sudan dan Master's student at UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang

Pecinta Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menyerobot Tanah Milik Orang Lain: Kezaliman Besar yang Mengundang Murka Allah

27 Januari 2025   13:43 Diperbarui: 27 Januari 2025   13:49 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanah dan harta benda adalah anugerah dari Allah SWT yang harus dijaga dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab. Namun, di tengah kehidupan dunia yang penuh godaan, banyak orang yang terjerumus dalam tindakan kezaliman dengan mengambil tanah yang bukan miliknya. Tindakan ini bukan hanya melanggar hukum manusia, tetapi juga merupakan dosa besar di sisi Allah SWT.

Islam sebagai agama yang menegakkan keadilan dengan tegas melarang perbuatan ini dan memberikan peringatan keras bagi siapa saja yang berani mengambil hak orang lain secara zalim. Bagi pemilik tanah yang sah, mempertahankan haknya merupakan bentuk perjuangan di jalan Allah, yang nilainya setara dengan jihad. Sedangkan bagi mereka yang berbuat zalim, ancaman azab Allah menanti, baik di dunia maupun di akhirat.

Kezaliman dalam Menyerobot Tanah: Dosa yang Tak Ringan

Menyerobot tanah bukan sekadar persoalan hukum di dunia, tetapi juga merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanah Allah SWT. Islam telah memperingatkan umatnya agar tidak berlaku zalim terhadap sesama, apalagi dalam hal kepemilikan harta.

Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya yang penuh peringatan:

"Barang siapa yang mengambil sejengkal tanah secara zalim, maka Allah akan mengalungkan tanah itu di lehernya dari tujuh lapis bumi pada hari kiamat."

(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menggambarkan betapa beratnya sanksi bagi orang yang mengambil tanah milik orang lain. Bayangkan, di akhirat nanti, tanah yang diambil dengan cara zalim akan menjadi beban berat yang melilit leher pelakunya, sebagai simbol keadilan Allah yang tidak akan pernah melupakan kezaliman sekecil apa pun.

Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), dan janganlah kamu menyuap para hakim agar kamu dapat memakan sebagian dari harta orang lain dengan cara dosa, padahal kamu mengetahui."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun