Mohon tunggu...
Muhammad Fadhil Hadziq
Muhammad Fadhil Hadziq Mohon Tunggu... Guru - Bachelor's degree at International University of Africa, Sudan dan Master's student at UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang

Pecinta Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahagia atau Membahagiakan? Sebuah Pertanyaan yang Mengubah Cara Kita Melihat Laki-Laki

26 Oktober 2024   17:19 Diperbarui: 26 Oktober 2024   18:44 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebahagiaan sering kali dimaknai sebagai perasaan senang dan puas, serta keadaan tanpa beban. Namun, bagi seorang laki-laki, konsep ini bisa memiliki arti yang lebih mendalam. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa laki-laki tidak diciptakan untuk bahagia, melainkan untuk membahagiakan. Hal ini mencerminkan bahwa kebahagiaan sejati bagi seorang lelaki bukanlah dari apa yang ia dapatkan untuk dirinya sendiri, melainkan dari kebahagiaan yang ia berikan kepada orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain" (HR. Ahmad). Ini mengajarkan bahwa kebahagiaan seorang lelaki sejati sering kali terletak pada kemampuannya memberi manfaat dan kebahagiaan kepada orang-orang di sekitarnya.

Menemukan Kebahagiaan dalam Pengorbanan

Dalam banyak budaya, laki-laki kerap dipandang sebagai sosok kuat, pelindung, dan tulang punggung. Tuntutan ini membuat mereka merasa bahwa tugas utama mereka adalah menciptakan kebahagiaan dan keamanan bagi orang-orang yang mereka cintai. Bahkan, dalam Islam, seorang lelaki yang berjuang untuk keluarganya dikategorikan sebagai amal yang utama. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Dan tidaklah seorang suami memberi nafkah kepada keluarganya melainkan itu adalah sedekah." (HR. Bukhari Muslim). Dari sini, kita belajar bahwa kebahagiaan seorang lelaki tidak datang dari kesenangan pribadi, tetapi dari kebahagiaan yang diberikan kepada orang lain melalui pengorbanannya.

Kebahagiaan yang Tidak Terucapkan

Kebahagiaan seorang laki-laki mungkin tak selalu terlihat secara langsung. Mereka jarang menunjukkan perasaan bahagia secara terbuka, tetapi di dalam hati, melihat keluarga merasa aman dan tercukupi adalah sumber kebahagiaan yang tenang dan dalam. Allah SWT berfirman, "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita)." (QS. An-Nisa: 34). Perasaan menjadi pelindung ini membuat seorang lelaki merasa bahagia ketika melihat keluarga berada dalam kedamaian dan keselamatan.

Laki-Laki sebagai Pemberi Kebahagiaan

Banyak laki-laki merasa bahwa peran mereka adalah sebagai "pemberi" kebahagiaan, yang berarti mereka merasa terpenuhi ketika orang lain bahagia. Mencapai kebahagiaan untuk diri sendiri dianggap sebagai bagian dari tujuan hidup yang lebih besar, yaitu memberikan kebahagiaan bagi orang-orang yang mereka kasihi. Allah berfirman, "Siapa yang memberikan kehidupan (kebahagiaan) bagi satu jiwa, maka seakan-akan dia telah memberikan kehidupan bagi seluruh manusia" (QS. Al-Ma'idah: 32). Di balik kekuatan dan ketegaran mereka, laki-laki merasa utuh saat orang-orang di sekitarnya tersenyum, karena itu adalah bentuk ibadah yang memberikan arti dalam hidup.

Kebahagiaan Melalui Peran dan Tanggung Jawab

Laki-laki sering merasa bahagia ketika dapat memenuhi tanggung jawab. Bekerja keras, mengorbankan waktu, dan berjuang menghadapi tantangan hidup adalah cara mereka menunjukkan cinta dan komitmen. Dalam hadits, Rasulullah SAW mengingatkan, "Barang siapa yang berusaha menanggung beban hidup keluarganya, maka hal itu adalah sedekah baginya." (HR. Muslim). Dengan memenuhi peran dan tanggung jawab ini, mereka menemukan kebahagiaan dalam ketulusan menjalankan kewajiban.

Kebahagiaan Sejati: Senyuman dari Mereka yang Dicintai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun