Di atas sana, di langit biru
Angin berbisik, menyampaikan ragu
Berkelana di alam, terabaikan sendu
Polusi menyelinap, meresap dalam duka
Di Indonesia, tanah subur kita
Bertutur rindu, tentang polusi berita
Asap hitam menjelma di kota-kota ramai
Langit bercerita, sedihnya bunga tak berseri
Pagi tiba, tapi matahari enggan menampak
Dibalut kabut, oleh dosa manusia yang terangkak
Asap industri mencumbu pelukan angin
Seraya alam berbisik, "Apakah ini tanda kiamat?"
Hutan-hutan menangis, sungai-sungai merintih
Karena manusia yang melupakan janji
Janji menjaga bumi, menjaga udara
Kini berbalik, menjadi penjahat yang terang-terangan
Burung-burung bernyanyi di pagi yang kelam
Namun, suara itu semakin meredam
Terhempas oleh deru mesin dan asap hitam
Udara tercemar, tak ada lagi senandung damai
Ombak memukul pantai, membawa isak tangis
Dari laut yang kesal, karena plastik tak henti
Polusi udara, lautan tak berdaya
Mengeluh dalam sunyi, menanggung beban seberat rindu
Wajah kota penuh dengan masker dan asap
Anak-anak kecil tak lagi bisa bernapas
Apakah ini harga yang harus dibayar
Ketika manusia lupa, bahwa bumi adalah rumah bersama?
Mari bersatu, kawan, melawan polusi
Sebelum alam menangis, hingga tak ada lagi rindu
Bersama-sama kita tegakkan panji cinta
Untuk tanah air yang hancur oleh dosa polusi.