Mohon tunggu...
Muhammad Isyraq Faachir
Muhammad Isyraq Faachir Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya adalah pelajar yang berdedikasi tinggi pada ilmu pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Indonesia Ingin Memiliki Bandar Antariksa Sendiri

12 Oktober 2023   21:14 Diperbarui: 12 Oktober 2023   21:24 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

 

Kelihatannya pemerintah kini mulai serius dengan pengembangan industri antariksa di Indonesia. Pasalnya, pemerintah baru-baru ini mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2023 tentang Penguasaan Teknologi Keantariksaan. Sejarah Indonesia dalam industri antariksa dimulai sejak tahun 1960-an dengan terbentuknya LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Lapan merupakan badan pemerintah yang bertanggung jawab atas program antariksa Indonesia. Mereka terlibat dalam pengembangan, penelitian antariksa serta peluncuran satelit-satelit. Indonesia juga menjadi negara ketiga setelah Amerika Serikat dan Kanada yang mempunyai sistem satelit domestik.

LAPAN telah menyusun Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan Tahun 2016-2040 yang diatur melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 45 Tahun 2017. Salah satu dari targetnya adalah dapat membangun bandar antariksa sendiri atau spaceport. Terdapat beberapa lokasi yang telah diusulkan sebagai tempat bandar antariksa Indonesia, Desa Saukobye, Biak Utara dan Pulau Murotai, Maluku Utara. Tujuan dari proyek ini memungkinkan Indonesia untuk lebih mandiri dalam peluncuran satelit, eksplorasi antariksa dan memasuki industri antariksa secara lebih signifikan. Proyek ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi dengan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk meluncurkan satelit dan menyediakan layanan komersial dalam industri antariksa. Alasan ilmiah, karena Indonesia berada di khatulistiwa. Roket yang diluncurkan dari khatulistiwa memiliki efisiensi dalam biaya peluncuran karena bumi berotasi lebih cepat di khatulistiwa sehingga roket akan mengalami dorongan alami dari rotasi bumi. Oleh karena itu, roket yang diluncurkan di garis khatulistiwa dapat membawa muatan lebih banyak dengan bahan bahan bakar yang lebih sedikit.

Tidak hanya itu, memiliki bandar antariksa sendiri dapat membangun kerja sama internasional. Dengan menawarkan tempat peluncuran yang lebih strategis, kita dapat mendatangkan beberapa perusahan ataupun negara besar yang memimpin dalam bidang keantariksaan selama ini. Hal ini juga memengaruhi penelitian dan pendidikan dalam bidang antariksa di Indonesia. Kita dapat belajar dengan negara-negara lain yang memiliki pengalaman lebih baik dalam pembangunan dan operasi fasilitas antariksa. Diharapkan nantinya Indonesia dapat meluncurkan satelit dan roket secara mandiri dan perkembangan teknologi antariksa di Indonesia dapat mengalami kemajuan.

Melihat langkah serius pemerintah dalam mengebangkan industri antariksa, diharapkan dapat membuka masa depan yang cerah bagi eksplorasi dan pengembangan teknologi antariksa di Indonesia. Melihat dari sisi geografis sebagai negara di khatulistiwa, Indonesia memiliki potensial untuk menjadi pemain utama dalam industri peluncuran satelit dan eksplorasi antariksa. Hal tersebut membuka peluang bagi Indonesia untuk terus maju dalam bidang keantariksaan. Indonesia juga berpotensi untuk terus tumbuh dan berkontribusi dalam industri antariksa global di masa depan. Dengan tekad yang kuat, Indonesia dapat mencapai kemajuan dalam teknologi keantariksaannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun