Mohon tunggu...
Muhammad Ezra Hanif
Muhammad Ezra Hanif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

Sangat suka sekali makan enak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Georg Simmel: Individu, Masyarakat, dan Uang

28 September 2022   21:02 Diperbarui: 28 September 2022   21:09 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Setiap manusia itu unik," kalimat umum yang sering kita dengar dari mulut seorang pengajar, pembicara, ataupun seorang motivator, tidak hanya itu, kalimat ini juga banyak beredar di media sosial. Tetapi apakah memang benar seperti itu? Bukankah keunikan merupakan sesuatu yang langka atau jarang kita jumpai? Bukankah setiap hari kita hanya melihat segerombolan orang-orang dengan perilaku sama sedang berjalan di tempat umun tanpa adanya keunikan? Kecuali jika memang kita menemukan orang gila yang tiba-tiba berteriak memanggil anaknya yang sudah meninggal, apakah maksudnya kita semua adalah orang gila yang bisa saja berteriak secara impulsif?

Individu & Masyarakat

Pernyataan bahwa setiap manusia memiliki keunikannya bukan omong kosong belaka ataupun kata-kata motivasi untuk orang-orang yang merasa insecure, menurut Simmel, manusia pada dasarnya memiliki kedudukan sebagai "unterschiedswesen" atau dapat diartikan bahwa manusia adalah makhluk perbedaan. Manusia adalah makhluk perbedaan karena dia tidak dapat disamakan sepenuhnya dengan yang lain. Dengan kata lain, setiap manusia pada dasarnya sama sekaligus berbeda.

Perbedaan-perbedaan pada diri setiap individu bisa kita lihat dalam interekasinya dengan orang lain, perjumpaan dengan orang lain akan membentuknya sebagai individu. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa setiap individu adalah hasil pembentukan subjek-subjek di sekitarnya. Simmel memperkenalkan istilah "wechselwirkung" yang memiliki arti "efek timbal-balik". Istilah ini ingin menunjukkan bahwa masyarakat adalah hasil dari efek timbal-balik di antara individu-individu. Efek timbal-balik inilah yang mempersatukan masyarakat.

Masyarakat muncul dan terbentuk karena interaksi timbal-balik yang ada di dalamnya. Interaksi ini mengandung aktivitas saling mempengaruhi, pengertian ini muncul dalam istilah vergesellschaftung yang secara harfiah berarti "proses terjadinya masyarakat" atau disebut juga dengan istilah "sosiasi". Masyarakat adalah keseluruhan hubungan yang saling mempengaruhi yang akhirnya menghasilkan berbagai bentuk sosiasi.

Masyarakat menjadi ada dan terbentuk karena individu-individu yang saling mempengaruhi. Pengaruh timbal-balik ini terjadi dari berbagai dorongan dan tujuan tertentu. Hubungan antar individu ini, akhirnya memberi pengaruh kepada semua dan semua menerima pengaruh dari semua. Dengan kata lain, individu-individu yang saling berinteraksi ini saling memberi dan menerima pengaruh satu sama lain. Munculnya masyarakat terjadi bukan karena terkumpulnya individu-individu, tetapi relasi-sosiasi di antara individu-individu tersebut.

Kita tidak bisa melihat masyarakat hanya dengan memperhatikan lalu-lalang orang-orang di tempat umum, perlu untuk melihat secara mikro apa yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri, khususnya interaksi yang terjadi antar individu. Dari interaksi yang saling mempengaruhi tersebut membentuk sebuah relasi-sosiasi yang pada akhirnya menciptakan sebuah tatanan dan keteraturan, dengan kata lain "masyarakat".

Uang dalam Kehidupan Sosial

Menurut Simmel, uang menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sosial. Simmel melihat uang sebagai suatu yang bersifat impersonal, berbeda dengan sistem ekonomi barter yang lebih bergantung pada penilaian subjektif oleh tiap-tiap individu. Dengan kata lain, suatu hubungan antar individu didasari oleh hubungan batin, sedangkan uang memiliki nilai yang sangat objektif sehingga hari ini hubungan antar individu diwarnai dengan warna-warna yang bersifat kalkulatif.

Simmel dalam pengamatannya, mengatakan bahwa manusia modern tidak lagi menggunakan uang hanya sebatas sebuah sarana, tetapi juga sebagai tujuan itu sendiri. Dengan adanya uang, kita tidak lagi dapat menghargai suatu objek secara mandiri dan subjektif. Kehadiran uang menciptakan jarak antara individu dengan suatu objek atau benda, karena kita tidak dapat memperoleh suatu objek yang bernilai tanpa uang. Sehingga, menjadi kontradiksi justru ketika uang itu sendiri yang menjadi sarana untuk memperkecil jarak antara individu dengan objek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun