Penulis : Muhammad Erza Farandi
Nim : 12405051050119
(Mahasiswa semester 1, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam)
Tugas uts mata Kuliah Studi Islam
Dosen Pengampu : Muhammad Firdaus Lc., MA., Ph.D
Loyalitas dalam islam merupakan konsep fundamental yang mencerminkan komitmen individu terhadap ajaran agama, komunitas, dan nilai-nilai moral. Hal ini bertejuan untuk mengeksplorasi dimensi loyalitas dalam konteks ajaran islam, dengan fokus pada pengaruhnya terhadap perilaku sosial dan hubungan antarindividu. Loyalitas dalam islam tidak hanya berakar pada pengabdian kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga mencakup loyalitas terhadap keluarga, masyarakat, dan negara. Selain itu, ditemukan bahwa loyalitas ini berdampak positif terhadap kohesi sosial dan penguatan identitas kumunitas. Menyimpulkan bahwa meningkatkan kesadaran tentang pentingnya loyalitas dalam islam dapat berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang harmonis dan saling mendukung. (Al-Ghazali, Abu Hamid. (1997). Ihya' Ulum al-Din. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah)
Loyalitas dalam bahasa bisa disebut al-wala yang berarti loyalitas, kecintaan, mendukung, mengikuti, dan al-bara berlepas, kebencian, memusuhi. Al wala dan al bara adalah pandangan suatu masalah yang sangat penting untuk menekankan kewajiban dalam islam, serta dengan melalaikannya dapat menyebabkan keimanan diri seorang menjadi rusak. ("Taisiirul wushul" (hal. 36) pengarang Syaikh Abdul Muhsin al-Qaasim.)
Al wala wal bara dalam pandangan umum adalah rasa cinta kepada sesama umat muslim dan rasa benci kepada kaum non muslim. Dalam artian, umat muslim harusnya memiliki rasa bangga terhadap ajaran islam dan tidak otomatis benci terhadap suatu hal yang datang nya berasal dari kaum non muslim. Pada kalangan salafi non-jihadi, bermaksud cinta terhadap sesama salafi dan benci kepada lainnya. Baik itu, non muslim ataupun sesama muslim yang non wahabi. ("Ahlussunah wal jamaah" (hal. 346) pengarang A. Fatih Syuhud)
Kita sebagai manusia terutama umat muslim harus memiliki rasa loyalitas (kecintaan) terutama kepada Allah dan Rasul, seperti yang di terangkan pada Al-Qur'an surat an nisa ayat 59 "wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat). (Q.S. An-Nisa : 59)
Untuk itu, kita sebagai manusia harus memberikan rasa loyalitas hati dan amal perbuatan dalam beribadah menjalankan perintah agama, dan hanya kepadanya janganlah menyekutukannya dengan segala hal apapun. Kehendaknya, kita harus mentauhidkannya dalam seluruh aspek itu (yang berarti islam). ("Tafsir Fi Zhilalil Qur'an" (hal. 61) pengarang Sayyid Quthb)
Selain itu, kita harus Ikhlas dalam menjalankan ibadah dan beramal, tanpa mengharapkan timbal balik melainkan kita melaksanakannya hanya karena Allah, seperti yang di katakan pada Al-Qur'an dalam surat al insan ayat 9 "Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanya demi ridha Allah. Kami tidak mengharap balasan dan terima kasih darimu."Â (Q.S. Al-Insan : 9)