Mohon tunggu...
Faiz
Faiz Mohon Tunggu... Lainnya - Ruang kost

Sebuah coretan yang menghasilkan pengalaman yang tidak bisa di ulang yang akan kita kenang sampai pengalaman itu membuat kita kagum atas pencapaian yang kita raih

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sosok Perempuan yang Mengatasi Rasa Ketakutan

25 November 2024   01:02 Diperbarui: 25 November 2024   01:04 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Aisyah. Ia dikenal sebagai gadis pemalu yang selalu takut mencoba hal baru. Ketakutannya membuatnya sering menolak ajakan teman-temannya untuk bermain di hutan, menyebrangi sungai kecil, atau bahkan sekadar berbicara di depan kelas. Meski demikian, ia menyimpan keinginan besar untuk menjadi seseorang yang berani.

Suatu hari, desa mereka dilanda kemarau panjang, dan satu-satunya sumber air, sebuah sumur di pinggir hutan, hampir mengering. Kepala desa mengumumkan bahwa mereka perlu menemukan mata air baru. Namun, untuk mencarinya, mereka harus menembus hutan lebat yang penuh misteri.

Orang-orang dewasa di desa itu ragu untuk pergi karena mendengar cerita tentang hutan yang berbahaya. Tapi Aisyah, yang mendengar percakapan itu, merasa terpanggil. Ia berpikir, "Jika bukan aku, siapa lagi? Bukankah ini saatnya aku mencoba mengalahkan ketakutanku?"

Dengan gemetar, ia mendekati kepala desa dan berkata, "Bolehkan aku mencoba?"

Semua orang terkejut, termasuk Aisyah sendiri. Tapi ia tahu, meskipun takut, ia harus melangkah. Kepala desa memberikan peta dan memintanya untuk membawa lentera sebagai penerang.

Aisyah memulai perjalanan di pagi hari. Setiap langkah terasa berat. Ia mendengar suara-suara aneh di hutan, bayangan pepohonan seolah mengawasinya. Tapi ia terus mengingat tujuannya: menemukan mata air untuk desanya.

Ketika rasa takut semakin besar, Aisyah berhenti sejenak, menenangkan dirinya, dan berkata dalam hati, "Aku takut, tapi aku tidak akan berhenti." Langkah demi langkah, ia terus maju, hingga akhirnya ia mendengar suara gemericik air. Dengan penuh haru, ia menemukan mata air yang mengalir jernih dari sela-sela batu besar.

Aisyah kembali ke desa membawa kabar gembira. Ia menjadi pahlawan di mata penduduk. Namun, yang lebih penting, ia telah membuktikan pada dirinya sendiri bahwa rasa takut bukanlah akhir dari segalanya. Keberanian bukan berarti tidak takut, melainkan tetap melangkah meskipun ada ketakutan.

Sejak saat itu, Aisyah dikenal sebagai gadis pemberani yang selalu siap menghadapi tantangan, dan kisahnya menjadi inspirasi bagi semua orang di desanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun