Demokrasi itu berasal dari kata "demos" yang artinya rakyat, dan "kratos" yang artinya kekuasaan. Jadi, demokrasi itu bisa dibilang sebagai bentuk pemerintahan yang kekuasaan tertingginya ada di tangan rakyat. Artinya, pemerintah dipilih dan diberi mandat oleh rakyat melalui wakil-wakilnya. Jadi, suara rakyatlah yang paling penting dalam sistem ini.
Demokrasi dikembangkan supaya semua orang bisa ikut berpartisipasi, bukan cuma segelintir orang atau kelompok tertentu. Dalam demokrasi, ada kebebasan politik dan kesetaraan, di mana semua orang punya hak yang sama untuk bersuara, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya.
Kalau bicara soal demokrasi di Indonesia, tentu harus disesuaikan dengan kepribadian dan budaya kita sendiri. Tapi, menjaga demokrasi itu nggak semudah yang dibayangkan. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan supaya demokrasi tetap berjalan di jalurnya yang benar, sesuai dengan nilai-nilai dan aturan hukum yang berlaku. Misalnya, memastikan bahwa semua orang benar-benar punya kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, dan menjaga agar kekuasaan tidak disalahgunakan. Intinya, demokrasi itu butuh komitmen dari semua pihak untuk terus dijaga dan dirawat.
Respon mahasiswa terhadap demokrasi itu beda-beda, tergantung pengalaman dan pemahaman mereka tentang politik dan kondisi sosial. Tapi, umumnya, ada beberapa pandangan yang sering muncul di kalangan mahasiswa tentang demokrasi:
1. Optimis dan Mendukung: Banyak mahasiswa yang melihat demokrasi sebagai sistem yang ideal. Mereka merasa demokrasi itu penting karena memberi kesempatan buat mereka untuk bersuara dan ikut dalam proses politik. Mereka mendukung demokrasi karena ada kebebasan berpendapat, kesetaraan, dan perlindungan hak-hak individu.
2. Kritik Pelaksanaan: Meskipun mereka mendukung demokrasi, ada juga mahasiswa yang merasa pelaksanaannya di Indonesia masih belum sesuai harapan. Mereka sering mengkritik masalah-masalah seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan yang dianggap merusak nilai-nilai demokrasi. Menurut mereka, demokrasi belum sepenuhnya bisa memberi keadilan dan kesejahteraan untuk semua orang.
3. Apatis: Ada juga mahasiswa yang acuh tak acuh terhadap demokrasi. Mereka merasa bahwa suara mereka nggak akan mengubah apa-apa, atau berpikir bahwa sistem politik sudah terlalu rusak untuk diperbaiki. Sikap ini biasanya muncul karena kekecewaan terhadap pemerintah atau proses politik yang dianggap nggak transparan dan nggak adil.
4. Aktivisme dan Perubahan: Di sisi lain, ada mahasiswa yang aktif ikut gerakan sosial dan politik buat memperbaiki sistem demokrasi. Mereka sering terlibat dalam aksi protes, diskusi politik, dan kegiatan lain untuk mendorong perubahan positif dan memperkuat demokrasi di Indonesia.
5. Kesadaran Kritis: Sebagian mahasiswa juga mulai mempertanyakan konsep demokrasi itu sendiri. Mereka mungkin merasa bahwa demokrasi yang ada sekarang ini belum benar-benar mewakili kehendak rakyat, atau lebih banyak diatur oleh kepentingan elit politik dan ekonomi.
Secara keseluruhan, respon mahasiswa terhadap demokrasi menunjukkan kepedulian mereka terhadap masa depan negara dan keinginan untuk ikut membangun sistem yang lebih adil dan merata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H