Setiap sekali waktu berlalu, takdir membawa seseorang yang memiliki kekuatan luar biasa untuk mengubah arah hidup kita. Dalam kisah ini, kita akan menjelajahi kehidupan yang diterangi oleh kehadiran ajaib seseorang, seseorang yang mengubah cara pandang hidup kita.Â
Seseorang muncul dalam hidup kita seperti matahari yang menerangi langit setelah badai panjang. Meskipun pada mulanya kehadirannya hanya sekadar titik terang kecil, tapi seiring waktu, cahayanya tumbuh menjadi sinar yang menyinari setiap sudut di bumi. Apa yang membuatnya menjadi demikian? Alasan yang tidak bisa didapat walaupun sudah ditanyakan.Â
Sedari awal setiap orang memiliki jalan cerita hidup masing-masing. Ada orang yang sedang bersusah payah meniti karier, disibukkan dengan tantangan yang silih berganti. Ada juga orang yang baru hendak mencoba memperbaiki diri atas masa lalunya. Tidak sedikit juga orang yang dimanjakan oleh keluarga dan lingkungannya sendiri. Sudah sewajarnya kalau setiap orang membawa energi dan inspirasi yang berbeda-beda. Tergantung pada perjalan hidup yang sedang atau telah mereka lalui.
Seperti apa orang terbaik yang kita temui? Apakah yang berbuat baik kepada kita? Atau sebaliknya? Jawabannya sederhana, semuanya terbaik. Lagi-lagi orang memiliki jalan cerita hidup masing-masing yang membuat mereka bertindak demikian. Bersama siapa dia kerap berinteraksi, apa yang dia lihat, siapa orang terdekatnya, trauma apa yang dia hadapi, apakah mereka kesepian. Berbagai macam rangkaian konstruksi yang memengaruhi lahirnya sikap dan cara bertindak seseorang. Mungkin beberapa sikap tersebut kita rasakan dari orang yang hadir dalam hidup kita. Bisa jadi sikap baik yang kita rasakan, ataupun juga sebaliknya.Â
Setiap orang memiliki peran masing-masing. Ada yang andil peran sebagai antagonis, ada juga sebagai protagonis, sebagian menjadi deutragonis, sebagian yang lain menjadi foil. Peran merekapun terikat oleh waktu, sebagian berlakon lama dalam cerita kita. Ada yang hanya hadir sebagai cameo belaka. Ketika mereka pergi, atau disuruh pergi, mungkin peran mereka dalam cerita kita telah usai.Â
Peran-peran ini sama halnya dengan pemeran dalam pementasan teater, menciptakan drama hidup kita. Ada momen ketegangan dan konflik, namun juga ada puncak kebahagiaan dan penyelesaian. Terkadang, peran-peran tersebut berubah seiring waktu. Antagonis bisa menjadi orang baik yang membantu kita. Protagonis mampu memberikan goresan menyakitkan dalam segmen yang lain. Sikap manusia begitu tentatif, mungkin itu yang membuat teater kehidupan kian menarik.Â
Namun, saat waktunya tiba beberapa karakter memutuskan untuk pergi, baik secara sukarela atau karena takdir. Kita dihadapkan pada realitas bahwa setiap pertemuan adalah awal dari perpisahan. Peran mereka mungkin telah usai, namun dampaknya dapat terus terasa dalam hidup kita. Setiap dialog, setiap konflik, setiap momen kebersamaan menjadi bagian tak terpisahkan dari cerita kehidupan.
Begitu pula dengan karakter yang hanya hadir sebentar, sebagai cameo dalam pementasan hidup kita. Meskipun peran mereka singkat, mereka dapat meninggalkan kesan yang mendalam. Seperti kilas balik yang tak terduga, cameo ini mungkin menjadi kunci pemahaman kita terhadap plot cerita yang lebih besar.
Dalam perjalanan hidup ini, setiap karakter menyumbangkan alur cerita yang unik. Mereka menciptakan kisah yang penuh nuansa, kesedihan maupun kebahagiaan. Seiring waktu, kita belajar bahwa tidak ada peran yang terlalu kecil atau terlalu besar. Semua karakter, sekecil apapun perannya, memberikan sumbangsih berharga dalam cerita hidup kita. Dengan demikian, kita terus melangkah maju, siap menyambut peran baru dan melihat bagaimana cerita ini akan terus berkembang.Â
Linimasa kehidupan mememberikan keterangan bahwa tidak semua yang kita lalui adalah hal baik, kesenangan, dan kesesuaian. Melainkan ada yang berjalan tidak seperti yang kita harapkan. Mungkin orang yang kita temu tidak sesuai ekspektasi. Membuat kita tidak tertarik lagi terhadap apa-apa dari seseorang yang hadir dalam hidup kita. Tanpa disadari respon kita terhadap dia telah berubah, perlahan-lahan mulai menjauh.