Mohon tunggu...
Muhammad Dzikriyyan
Muhammad Dzikriyyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mengkritisi sesuatu lebih dekat pada kemajuan daripada hanya fokus menjalaninya saja

Selanjutnya

Tutup

Roman

Siapa yang Bisa Menjelaskannya? Kisah tentang Mengapa Cinta Ada

9 Juli 2023   12:35 Diperbarui: 9 Juli 2023   12:36 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edelweis (sumber: dokumentasi penulis)

Cinta! Satu kata pendek yang memicu gejolak emosinal dalam hati manusia. Kita sering kali terjebak dalam labirin pertanyaan yang tak terpecahkan, mengapa cinta ada? Apa yang membuat kita tergila-gila pada seseorang? Mari kita santai sejenak dan menjelajahi kisah mengapa cinta ada.

Dalam dunia bilogis manusia, terdapat keajaiban yang terjadi ketika kita jatuh cinta. Otak kita seketika menjadi laboratorium yang penuh dengan reaksi kimia yang menggila. Dopamin, oksitosin, dan serotonin memainkan perannya dalam memicu perasaan bahagia dan kegembiraan saat jatuh cinta. Mungkin itulah alasan mengapa kita merasa seperti melayang di imajinasi kebahagiaan saat kita merasakan frekuensi cinta yang menggelitik.

Mengapa kita tertarik pada seseorang? Apakah itu karena penampilan mereka yang menarik atau kepribadian yang mengagumkan? Atau mungkin ada kekuatan metafisik yang bekerja di balik layar? misteri hati yang sulit dipahami bukan. Terkadang cinta hadir tanpa alasan yang jelas, seolah hati kita memiliki pikirannya sendiri. Mungkin ada faktor daya tarik yang tak terlihat, seperti kesamaan energi atau saling melengkapi satu sama lain. Siapa yang tahu?

Pandangan psikologis menekankan peran emosi dalam menjelaskan mengapa cinta ada. Cinta dipandang sebagai perwujudan kehadiran emosional manusia, yang muncul dari kompleksitas pikiran dan perasaan manusia. Melalui cinta, kita dapat merasakan empati terhadap orang lain. Pengalaman masa kecil, ikatan sosial, dan kondisi lingkungan membentuk pola-pola cinta yang ada dalam kehidupan kita.

Terkadang, cinta adalah keberanian untuk memasuki wilayah yang tidak nyaman. Ia melibatkan risiko emosional dan ketidakpastian. Seperti bunga edelweis yang butuh menunggu bertahun-tahun untuk dapat mekar dan berada di pegunungan untuk kalian dapat melihatnya. Butuh perjuangan bukan. Tetapi, di tengah ketakutan dan kegelisahan, entah mengapa cinta memberi kita kekuatan untuk melangkah maju. Ia adalah api yang membara di dalam diri kita yang membuat kita berani mencintai dan dicintai. 

Cinta adalah bahasa yang dipahami oleh semua orang di dunia ini. Ia melintasi batas-batas budaya, bahasa, dan ras. Dalam pelukannya, manusia merasa seperti menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Ia menghubungkan hati-hati yang terpisah dan menciptakan relasi yang kuat di antara setiap manusia. Mungkin itulah sebabnya cinta ada, untuk mengingatkan kita bahwa kita semua adalah makhluk yang sama, memerlukan tempat cerita, dan mendapat kebahagiaan.

Mengapa cinta ada? Jawabannya masih tetap misteri. Mungkin cinta ada karena alasan-alasan yang tidak dapat kita jelaskan secara ilmiah atau rasional. Ia hadir untuk memberikan kehangatan, kebahagiaan, dan makna dalam hidup kita yang terkadang kacau ini. Jadi, biarkan ia mengalir dengan santai dan biarkan hati kita terkagum oleh keindahan yang tak terduga. Setuju atau tidak, satu hal yang pasti cinta adalah anugerah yang membuat hidup ini lebih berwarna dan menyenangkan. Keberadaan cinta mungkin memiliki alasan biologis, tetapi juga melibatkan kompleksitas emosi, kesadaran diri, dan kecenderungan untuk menjalani hubungan yang penuh makna. Meskipun misteri itu tetap ada, eksplorasi filosofis tentang cinta memberikan spirit yang berharga dalam kehidupan manusia.

Dalam keajaiban cinta kepada Tuhan dan ciptaan-Nya, kita menemukan makna yang tak terucapkan, melintasi batas-batas diri, dan menemukan keindahan yang tak terhingga. Maka, izinkanlah cinta untuk mengisi kehidupan kita, karena pada akhirnya, cinta adalah alasan terindah mengapa kita ada di dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun