Bulan Rabi'ul Awwal merupakan bulan yang istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, karena pada bulan ini diperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kegembiraan ketika memasuki bulan Maulid adalah bukti cinta dan iman kita kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.Â
Namun, cinta ini bukan hanya sekadar menghadiri peringatan Maulid, tetapi juga harus menjadi pemicu untuk merubah hidup kita ke jalan yang lebih baik lagi.Â
Pada artikel ini, kita akan membahas tentang tujuan  dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan bagaimana seharusnya kita mengekspresikannya dengan bijak.
Mengapa Kita Merayakan Maulid?
Alasan kita merayakan Maulid adalah:
- Untuk mengingat kelahiran Nabi Muhammad SAW: Peringatan Maulid memberi kita kesempatan untuk mengenang momen kelahiran Nabi Muhammad dan bersyukur atas kelahirannya sebagai rahmat bagi seluruh alam.
- Untuk meneladani Nabi Muhammad SAW: Dalam peringatan Maulid, biasa dibacarak sejarah Nabi Muhammad SAW dari kelahiran dampai wafatnya. Dari situ kita bisa mempelajari  perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, agar dapat kita dapat meneladani akhlak, sifat, dan perilaku Nabi Muhammad SAW.
- Untuk mencapai puncak ketaqwaan: Cinta kepada Nabi Muhammad SAW tidak muncul begitu saja. Ia diawali dari pengetahuan tentang sosok Beliau, kemudian tumbuh menjadi cinta yang mendalam. Cinta ini menjadi landasan taqwa, ketakwaan kepada Allah, yang merupakan tujuan utama peringatan Maulid.
Bagaimana Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Seharusnya?
Dalam merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, kita harus berhati-hati untuk menjaga kesucian acara ini. Kita tidak boleh mencampurkannya dengan hal-hal yang tidak relevan, seperti agenda politik atau kampanye. Tujuan utama dari terselenggaranya acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini adalah memperkenalkan sosok Nabi Muhammad SAW dan menggali kecintaan kita kepada Beliau.
Tujuan dihadirkan penceramah dan ulama adalah untuk menjelaskan kepada kita tentang isi yang dibaca dari kisah Maulid Nabi SAW yang dibaca dalam setiap kesempatan seperti Maulid Barzanji, Diba', Simthudduror, Adh-Dhiyaaullami dll.Â
Para penceramah dan ulama yang diundang dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW harus memahami tanggung jawab mereka dengan baik. Mereka harus menjelaskan sosok Nabi Muhammad dan ajarannya, bukan membahas hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.Â
Masyarakat yang hadir seharusnya mendapatkan tambahan ilmu dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW setelah menghadiri acara tersebut, bukan untuk diajak berkampanye mengajak orang-orang yang hadir agar memilih kepada salah satu calon pejabat politik atau membawa kebencian dan kedengkian terhadap personal tertentu.
Ketika penceramah menyampaikan ceramah diluar konteks peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, sama saja  ia telah  menipu masyarakat yang telah hadir dan kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWt.
Maka dari itu, panitia yang bertanggung jawab atas acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ketika ingin mengundang penceramah harus menjelaskan dengan jelas kepada penceramah tujuan dari undangan mereka bahwasanya ia diundang berdasarkan amanat dari  masyarakat yang ingin hadir nanti untuk membahas tentang Nabi Muhammad SAW bukan untuk membahas politik atau caci maki orang. Sebab yang dibutuhkan masyarakat adalah bagaimana cara mencintai Nabi Muhammad SAW dan kiat-kiat menambah kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Jika si penceramah tidak bersedia, maka bisa cari alternatif penceramah lain yang siap dengan persyaratan tersebut.
Catatan yang Berharga
Pada bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW tahun ini kita perlu memiliki target, jangan  sampai berakhir bulan Rabiul Awal melainkan kita sudah berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW, baik  dalam mimpi atau dalam keadaan sadar.