Filsafat merupakan sebuah disiplin ilmu yang banyak dipelajari khususnya di kalangan mahasiswa. Filsafat yang dipelajari pun bermacam-macam baik filsafat ilmu, filsafat politik, filsafat umum, filsafat agama, atau ilmu-ilmu yang lahir sebagai perkembangan dari filsafat itu sendiri, seperti ilmu logika atau mantik dan retorika.
Dilansir dari darus.id, pemikiran filsafat lahir pada abad ke-6 SM. Hal ini ditandai dengan runtuhnya berbagai mite dan dongeng yang selama ini menjadi validasi setiap gejala alam. Sehingga sejak abad ke-6, manusia mulai mencari jawaban rasional terkait bagaimana asal usul dan terbentuknya alam semesta.
Kata filsafat mengakar pada dua kata, yaitu philos yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Ini membuktikan bagaimana filsafat itu muncul dari dinamika kehidupan masyarakat Yunani yang mencintai ilmu dan kebijaksanaan. Maka dari itu, filsafat sebagai suatu disiplin ilmu yang dapat merefleksikan sosok yang dapat berpikir secara kritis, sistematis, universial, dan radikal.
Meskipun demikian, tidak sedikit statement berkonotasi negatif memandang filsafat dari prespektif yang berbeda. Tafsiran umum pertama kali ketika orang mendegar kata filsafat mungkin adalah suatu bahasan yang tinggi, terlalu sulit untuk dicapai oleh nalar, bahkan ada yang menganggap filsafat adalah sesuatu yang abstrak. Hal tersebut tidak dapat sepenuhnya disalahkan.
 Sesuai rumusan Immanuel Kant tentang filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pangkal utama dan puncak dari segala pengetahuan yang didalamnya terdapat empat persoalan inti yaitu metafisika (apa yang dapat kita ketahui), etika (apa yang seharusnya dilakukan), agama (sampai manakah harapan kita), dan antropologi (hakikat manusia).
Dengan filsafat, seharusnya manusia lebih paham dan mengerti tujuan hidupnya, karena dengan berpikir kritis itu berarti manusia berada satu tingkat lebih tinggi dari posisinya sekarang. Yang mana dengan jawaban itu nanti, mereka bukan hanya mengetahui tapi belajar bagimana proses mulai dari ia mempertanyakan sampai ia mendapatkan jawaban dan kemudian mencerna serta mengolah jawaban tersebut menjadi sesuatu yang rasional dan terbukti kebenarannya.
Berbicara tentang filsafat, tentu saja tidak terlepas dari dampak adanya filsafat yang sangat membantu dalam transformasi peradaban manusia. Peradaban manusia yang berarti kemajuan, baik secara lahir dan batin, meliputi kecerdasan dan kebudayaan.Pendidikan sebagai pembentuk kecerdasan intelektual. Beragam isu pendidikan selalu mejadi topik hangat, karena urgnesi pendidikan dalam memajukan peradaban manusia.Â
Filsafat pendidikan mampu mendesain pendidikan yang kokoh dan lentur. Dua perihal ini sengaja dikorelasikan, untuk menegaskan bahwa pendidikan mempunyai misi abadi yang tidak boleh lekang oleh perubahan zaman. Beragam sisi pertimbangan perlu memiliki titik pasti di saat yang sama, pendidikan juga harus lentur, alias responsif terhadap perubahan.
Disisi lain, Indonesia juga merupakan negara multikultural yang memiliki keragaman budaya, ras, suku, agama dan golongan. Yang mana semuanya merupakan kekayaan tak ternilai yang dimiliki bangsa Indonesia. Konsep multikultural yang banyak diungkapkan oleh para ahli pada dasarnya merupakan konsep harmoni yang tumbuh seiring dengan kesederajatan diantara keragaman budaya yang ada.
Sementara itu, jika seseorang dapat membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama (sosial) maka akan terbentuk sebuah kearifan dengan melihat realitas plural yang telah ada sebagaimana kepastian hidup yang kodrati. Kearifan juga dapat bertumbuh dengan baik dalam kehidupan diri sebagai individu yang multidimensional maupun dalam kehidupan masyarakat yang lebih kompleks dan hal demikian akan berpengaruh terhadap kebudayaan pada peradaban manusia. Signifikansi filsafat kebudayaan terhadap keberagaman tersebut seyogyanya menaruh perhatian khusus, sehingga dapat meminimalisir perpecahan terhadap keberagaman peradaban manusia dari segi kebudayaan.