Penyesalan datangnya belakangan. Kalau duluan, namanya peringatan. Penyesalan tak akan datang jika kita memahami peringatan kemudian memperbaiki hidup berdasarkan hikmah di dalamnya.Â
PERINGATAN. Itulah tujuan dari tulisan ini. Dimaksudkan agar kita tidak menyesal di kemudian hari.
***
Puluhan ekor paus pilot terdampar di Pantai Desa Patereman, Kecamatan Modung, Pulau Madura, Jawa Timur. Hanya 3 dari 52 paus pilot yang dapat diselamatkan. Kepala Demartemen Biologi, Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Dr Dewi Hidayati berpendapat bahwa penyebab terdamparnya paus-paus tersebut karena perubahan navigasi.
Namun, apakah perubahan navigasi merupakan satu-satunya penyebab? Entahlah, sampai saat ini alasan utamanya belum diketahui secara pasti.
Di sisi lain, berita tentang lingkungan seperti di atas kurang menarik bagi masyarakat. Mungkin juga di antara pembaca ada yang baru mengetahui berita tersebut.
Memang, berita tentang terdamparnya paus-paus itu tidak se-booming berita salah satu kibordis yang selingkuh dengan penyanyinya. Pembicaraan tentang perselingkuhan itu bahkan menjadi trending topic di Twitter selama berhari-hari. Berbeda nasib dengan berita tentang paus terdampar yang sama sekali tidak mencicipi rasanya jadi trending topic.
Apalagi jika berita tentang terdamparnya paus dibandingkan dengan sinetron Ikatan Cinta yang ditayangkan di RCTI, duh, pasti kalah jauh.
Menurut saya, ramainya pembicaraan khayalak di media sosial tentang suatu isu merupakan sesuatu yang sangat penting. Karena hal itu menunjukkan animo masyarakat terhadap isu tersebut. Sayangnya, isu tentang lingkungan jarang sekali memantik animo yang besar. Padahal nasib kehidupan manusia di masa yang akan datang saling terkait dengan nasib kelestarian alam.
Alam lestari, hidup manusia ‘kan berseri-seri.