TANGERANG,HAM.
Untuk meningkatkan kredibilitas guru sebagai pengayom maka pengurus DKM Masjid Al-mubarokah Cipondoh melakukan penyuluhan kepada Tenaga pendidiknya pada beberapa waktu yang lalu,penyuluhan ini bermaksud untuk memberikan pengertian kepada cara mengajar setiap tenaga pendidik agar lebih memancarkan pengajaran yang lembut dan bernuansa kekeluargaan dan meninggalkan metode belajar dengan kekerasan.
Apabila kita menengok sedikit jauh ke belakang,proses pembelajaran di TPA memiliki budaya yang terus di ingat diantaranya tindakan guru mengajar yang keras,tidak tanggung tanggung bahkan guru mengaji menyiapkan sebatang bambu berukuran 1 meter untuk memberikan tekanan kepada murid agar serius dan segera bisa dalam membaca Alquran atau buku panduan lainnya,apabila murid salah maka guru memukul bambu itu ke meja dan pernah terjadi sampai memukul muridnya,maksud guru agar murid segera bisa namun itu bisa membuat trauma bagi setiap murid untuk mengaji di Masjid.
Berdasarkan UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak,maka penyuluhan pengurus DKM ini memberikan refleksi hukum kepada setiap tenaga pendidik di TPA LDII CIPONDOH agar tidak menerapkan tindakan penegasan yang seperti itu,penyuluhan ini menghasilkan cara mendidik yang santun,ceria, serta membuat setiap peserta didik nyaman,dengan pendekatan psikologis anak guru mampu mentransfer ilmu Alquran secara efisien dan efektif sehingga tidak menimbulkan problema dan hemat waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H