Ariqsyah berpendapat bahwa biaya yang dikeluarkan saat menggunakan Transjakarta itu lebih sedikit dibanding dengan memakai gojek atau grab. "Saya lebih pilih untuk menggunakan Transjakarta karena setiap saya tap in untuk masuk ke bus nya, saya hanya mengeluarkan biaya yang kecil. Jadi saya selalu memilih memakai Transjakarta." ungkapnya pada Rabu (17/07)
Keluhan yang biasanya didengar oleh para pengguna Transjakarta adalah hal seperti ketiadaan sistem pelacak di beberapa halte, yang menyebabkan banyak pelajar dan pekerja berharap untuk tidak tertinggal oleh transportasi Transjakarta itu sendiri.
Ariqsyah berpendapat bahwa ada beberapa halte ada yang sudah memiliki sistem untuk melacak bus Transjakarta, dan ada juga yang tidak memiliki sistem untuk melihat jadwal kedatangan bus Transjakarta. "Kalau dalam segi jadwal, aman. Tapi ada beberapa halte yang tidak memiliki sistem untuk melihat jadwal kedatangan bus. Jadi saya disana hanya berharap kalau saya itu tidak telat, atau bus nya yang telat, jadi lebih ke berharap kalau bus nya itu tidak meninggalkan saya." Â ungkapnya pada Rabu (17/07)
Menurut Ariqsyah beberapa halte ataupun bus Transjakarta masih memiliki kekurangan dan juga ada kelebihan, contoh yang dia ambil adalah halte Slipi Kemanggisan. Dimana Ariqsyah berpendapat kalau halte halte itu ada beberapa yang kurang terawat. Bukan hanya halte saja, tetapi bus nya itu sendiri. "Saya merasa ada kekurangan di fasilitas Halte Transjakarta dan di bus nya sendiri, tapi kekurangan itu hanya dalam hal seperti halte yang kecil, misalkan Halte Slipi Kemanggisan, dan juga di bus nya sendiri, karena saya pernah kebocoran di dalamnya saat hujan. Namun, yang paling penting adalah fasilitas yang nyaman dan sistem yang aman." ungkapnya pada Rabu (17/07)
Penulis: Muhammad Dinda Kunoga
Mahasiswa Semester 2 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dosen Pengampu: Fauziah Muslimah, M.I.Kom.