Mohon tunggu...
Muhammad Diaman
Muhammad Diaman Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya sekarang sebagai mahasiswa aktif di UIN khas jember, dari mahasiswa baru tahun 2023

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesetaraan Gender dalam Pendidikan: Tantangan dan Harapan

14 Desember 2024   17:50 Diperbarui: 14 Desember 2024   17:50 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah pilar utama dalam membangun masyarakat yang adil dan inklusif. Namun, di balik fungsi idealnya, masih terdapat tantangan besar berupa ketidaksetaraan gender yang melanda berbagai aspek pendidikan. Mulai dari akses hingga konten pembelajaran, perempuan sering kali menghadapi hambatan yang mengakar dalam budaya patriarki.

Mengapa Kesetaraan Gender dalam Pendidikan Penting?

Kesetaraan gender bukan hanya soal memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki untuk belajar. Lebih dari itu, kesetaraan ini mencakup penghapusan stereotip, diskriminasi, dan ketidakadilan dalam proses pendidikan. Ketika sistem pendidikan gagal mendukung partisipasi perempuan secara penuh, dampaknya bukan hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh masyarakat secara keseluruhan.

Tantangan yang Masih Ada

1. Bias Gender dalam Kurikulum

Banyak materi ajar yang secara tidak langsung memperkuat stereotip gender. Contohnya, profesi seperti pilot sering diasosiasikan dengan laki-laki, sementara guru atau perawat diidentikkan dengan perempuan. Bias semacam ini membatasi imajinasi dan potensi siswa untuk berkembang di luar peran tradisional.

2. Akses yang Tidak Merata

Di daerah terpencil, anak perempuan sering kali harus berhenti sekolah lebih awal dibandingkan anak laki-laki. Faktor ekonomi, jarak, dan budaya patriarki menjadi penghalang utama.

3. Minimnya Kebijakan yang Mendukung  

Walaupun ada kemajuan dalam kebijakan pendidikan, implementasinya masih sering bias. Posisi strategis dalam pendidikan, seperti kepala sekolah, masih didominasi oleh laki-laki.

Langkah Menuju Pendidikan yang Setara

1. Revisi Kurikulum

Kurikulum harus mencerminkan nilai-nilai kesetaraan gender. Misalnya, menggambarkan perempuan sebagai pemimpin atau ahli dalam bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika).

2. Pelatihan Guru

Guru memegang peran penting dalam membentuk pola pikir siswa. Pelatihan tentang kesetaraan gender dapat membantu guru menghilangkan bias dalam pengajaran.

3. Kebijakan Khusus

Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu mengembangkan program yang mendukung partisipasi perempuan, terutama di bidang yang kurang terwakili.

Kesimpulan

Kesetaraan gender dalam pendidikan bukan hanya sebuah mimpi, tetapi sebuah keharusan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil. Dengan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan institusi pendidikan, kita bisa mewujudkan sistem pendidikan yang mendukung semua individu untuk berkembang sesuai potensinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun