Mohon tunggu...
Dava Farhan
Dava Farhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Saya adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang dari Fakultas Ilmu Keolahragaan departemen Pendidikan jasmani.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengenalan Tradisi Reog Ponorogo Kepada Masyarakat

24 Desember 2024   06:25 Diperbarui: 24 Desember 2024   06:25 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto saat pelaksanaan pengenalan tradisi Reog Ponorogo, di Dau, Kabupaten Malang

      Reog Ponorogo merupakan salah satu bentuk budaya tradisional yang berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Kesenian dalam pertunjukan ini sangat terkenal karena tarian dan musiknya yang bergairah serta penggunaan topeng besar yang dikenal sebagai “Singo Barong”. Dengan ditetapkannya reog ini sebagai warisan budaya yang memiliki sejarah panjang, didalam reog ponorogo terdapat suatu simbol-simbol filosofis yang mengandung dan mencerminkan nilai-nilai seperti kebijaksanaan, keberanian, dan kekuatan. Misalnya seperti “Singa Barong” sendiri melambangkan nilai keperkasaan dan kekuatan, sementara tokoh Bujang Ganong dan Warok menggambarkan suatu karakter pejuang yang penuh semangat.

Pada hari Jum’at, 25 Oktober 2024 kelompok kami melakukan serangkaian tugas project kuliah melalui observasi sekaligus mengenalkan kebudayaan Reog Ponorogo ini terhadap masyarakat di Dau, Kabupaten Malang. Dengan didampingi oleh komunitas lokal Reog Ponorogo, kami yang beranggotakan 5 orang dan 1 diantaranya ikut berperan tampil dalam pengenalan budaya ini serta 4 sisanya melakukan observasi guna untuk mengamati sejauh mana masyarakat memahami dan mengapresiasi terhadap unsur-unsur kebudayaan dalam pertunjukkan Reog Ponorogo ini.

Foto setelah acara Pengenalan Tradisi Reog Ponorogo, di Dau, Kabupaten Malang
Foto setelah acara Pengenalan Tradisi Reog Ponorogo, di Dau, Kabupaten Malang

Tidak hanya menampilkan Reog Ponorogo atau “Singo Barong” saja, dalam pertunjukkan ini ditampilkan pula kesenian kesenian tradisional lainnya seperti, Penari Jathil dan Bujang Ganong. Dengan begitu tujuan kelompok kami adalah untuk mengajak masyarakat melestarikan dan membangkitkan rasa kecintaan terhadap budaya-budaya tradisional melalui metode dan pendekatan secara edukatif dan interaktif terutama kepada generasi-generasi muda saat ini.

Reog Ponorogo sendiri bukan hanya sekedar hiburan semata Reog Ponorogo juga memiliki fungsi lain sebagai perantara untuk menyampaikan dan mengamalkan nilai-nilai budaya dan sosial. Pertunjukan Reog Ponorogo ini kerap kali ditampilkan dalam berbagai acara seperti khitanan, pernikahan, dan perayaan hari-hari besar. Melalui Reog Ponorogo ini, masyarakat dapat mengenal lebih jauh budaya tradisional ini dan menjaga tradisi agar tetap terlestarikan. Reog Ponorogo memiliki peran penting juga  dalam mempererat tali hubungan antarwarga dan dalam setiap kali pertunjukannya masyarakat akan  berkumpul untuk meramaikan dan menyaksikan bersama, sehingga tercipta rasa kebersamaan dan solidaritas di antara mereka.

Dalam hasil pengamatan dan pengenalan terhadap masyarakat melalui Reog Ponorogo ini, kami menyimpulkan masyarakat sangat tertarik dan menunjukkan rasa antusiasme yang tinggi terutama pada saat pertunjukkan “Singo Barong”, tak hanya itu banyak juga anak-anak muda menunjukkan rasa penasaran terhadap “Singo Barong” pada saat momen mengangkat beban berat topeng tersebut dengan menggunakan gigi, tidak heran banyak yang mengabadikan momen tersebut dengan merekam dan memfoto melalui ponsel mereka masing-masing, nilai-nilai dalam Reog Ponorogo tersebut pastinya berhasil memukau dan membuat takjub serta memicu munculnya rasa penasaran dan ingin tahu lebih dalam tentang makna-makna dalam kesenian Reog Ponorogo ini.

Namun, pengamatan observasi dan pengenalan budaya ini, kelompok kami mengungkapkan adanya kekurangan yang masih harus diperbaiki dan ditingkatkan seperti dalam hal penyampaian edukasi dan pengenalan tentang nilai-nilai kebudayaan yang terkandung dalam kesenian Reog Ponorogo. Beberapa masyarakat yang menyaksikan masih banyak yang menanyakan nilai-nilai simbolis dan sejarah dalam setiap bentuk kostum dan gerakan kesenian ini. Akan tetapi, dibalik kekurangan-kekurangan tersebut secara keseluruhan program atau projek kuliah ini berhasil memperkenalkan Reog Ponorogo kepada masyarakat dan membangkitkan nilai kepedulian terhadap warisan kebudayaan bangsa, serta berdampak dalam meningkatkan efektivitas program-program yang berkaitan dengan kebudayaan bangsa pada masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun