Mohon tunggu...
Dani Demup
Dani Demup Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Seni UNU NTB

Book Antusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Observasi Mahasiswa UNU NTB, UNRAM, UNDIKMA pada Program Kampus Mengajar Angkatan 5

26 Februari 2023   18:07 Diperbarui: 26 Maret 2023   18:46 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matahari mulai menampakan dirinya. Jalanan yang sepi semenjak semalam dipenuhi beragam kendaraan, mulai dari roda dua, empat sampai tiga. Kota Mataram menunjukkan bentuknya yang padat dan pergerakannya yang cepat. Bising suara kendaraan dengan asapnya yang memenuhi udara membersamai perjalananku menuju sekolah SDN 29 Mataram, tempatku berbagi pengetahuan dan menutut ilmu. Pertemuan pertama ini sudah lama saya idam-idamkan, pembekalan selama 18 hari dengan pengetahuan yang beragam menjadikan diri ini sangat antusias untuk menjalani program ini, ingin segera menuju sekolah sebagai labolatorium saya dalam menerapkan pengetahuan yang telah diberikan, dan tentunya saya pun akan mendapatkan pembelajaran berharga pada proses kegiatan ini.

Merah putih tentunya bukan hanya sekedar warna bendera dengan garis sejarah yang panjang tetapi ia juga merupakan warna yang sudah menjadi cerita indah yang selalu terekam dalam setiap benak anak yang pernah merasakan pendidikan sekolah dasar. Cerita-cerita indah di pojok sekolah sampai cerita yang mungkin terlihat buruk di massa itu menghiasi perjalanan hidup setiap anak yang kemudian sewaktu beranjak dewasa menjadi cerita indah yang selalu ingin diulang. Tapi apalah daya waktu yang sudah terlewati tak mungkin kembali.

50 Meter jarak pandangku sebelum sampai pada gerbang sekolah saya melihat empat temanku, Winny, Ema, Cinta dan Rayna sedang menunggu kedatanganku. Mulanya kami sudah bersepakat bertemu pada pukul 8.00 WITA tetapi karena harus ke kantor Dinas Pendidikan Kota Mataram terlebih dahulu mengambil surat tugas untuk diberikan kepada kepala sekolah membuat saya terlambat. Untungnya teman-teman saya memahami itu. Sebagai ketua kelompok yang dipercaya mengurus, mengatur beberapa hal yang belum selesai di Dinas Kota Mataram, saya jalani dengan senang hati.

Beberapa kebutuhan maupun persoalan yang sempat kami diskusikan beberapa hari sebelum menuju SDN 29 Mataram berhasil kami pecahkan bersama. Saya percaya latar belakang kami yang berbeda-beda bisa menjadi potensi besar dan strategi yang menarik dalam menghadirkan pola-pola belajar nantinya. Inilah yang membuat saya yakin, kami sebagai satu tim akan menjadi patner yang baik untuk saling melengkapi satu sama lain.

Tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi, kami memutuskan untuk membiaarkan saja motor kami terparkir di luar lingkungan sekolah. Sebenarnya bisa saja kami memasukkan motor ke halaman sekolah waktu itu, tetapi karena gerbang sekolah yang tertutup dan suara anak-anak yang seolah menjadi magnet membuat kami tak sabaran melihat situasi dan kondisi di dalamnya. Perlahan gerbang berwarna putih itu kami buka, nampak anak-anak menatap penuh tanya, “siapakah kakak-kakak ini?” sebagiannnya lagi sibuk menikmati permainan yang tengah dijalani. Suara yang bersahut-sahutan dengan nada tinggi rendah  dibarengi drap kaki yang berlarian menjadi pemandangan yang tersaji. Dalam salah satu ruangan terlihat seorang guru melihat kearah kami. “Mungkin itu kantor guru”, bisikku dalam hati. Saya pun merapat ke ruangan dan ternyata benar itu merupakan kantor guru.

Sewaktu saya akan menjelaskan maksud kedatangan kami kesekolah itu, kami di ajak untuk berpindah ke ruangan kepala sekolah agar lebih kondusif dan informasi yang kami sampaikan dapat dimengerti. Setelah cukup lama menjelaskan maksud kedatangan kami, ibu Endah langsung menelpon Pak Mujitahid selaku kepala sekolah agar dapat kiranya memberikan perintah atau arahan kepada guru maupun kepada kami yang akan menjalankan program Kampus Mengajar.

Ditengah pembicaraan, surat yang saya ambil dari Dinas Pendidikan Kota Mataram  saya berikan kepada ibu Endah sebagai bentuk bahwa program Kampus Mengajar ini merupakan program resmi yang dibuat oleh negara yang harus dijalankan sesuai peraturan yang berlaku. Ibu Endah yang sudah mendapatkan arahan dari kepala sekolah dan memahami maksud tujuan kami mulai memandu kami untuk mengenali SDN 29 Mataram baik dari bangunan fisiknya sampai dengan program-program yang sudah ada.

Ruangan Perpustakaan merupakan tempat yang kami ingin kunjungi terlebih dahulu. Ibu Endah tanpa berat hati mengajak kami menuju perpustakaan yang terletak di pojok lantai bawah, dari penuturannya, perpustakaan ini awal mulanya berada di lantai dua tetapi karena sesuatu dan lain hal akhirnya dipindahkan ke bawah. Perpindahan perpustakaan ini pun dilakukan baru-baru ini, sekilas buku-buku  yang terpampang nampak rapi dan bersih tetapi kalau kita melihatnya lebih dekat maka debu dan buku yang masih tercampur terlihat jelas. Kekurangan pegawai dalam mengurus perpustakaan menjadi persoalan utamanya.

Kegiatan Mendongeng di Ruang Perpustakaan
Kegiatan Mendongeng di Ruang Perpustakaan

Program literasi yang pernah dicanangkan tidak berjalan sesuai keinginan. Awal mulanya program yang sudah dibuat berjalan cukup baik sampai akhirnya ditengah perjalanan harus berhenti lantaran kurangnya tenaga guru yang ada. Dalam satu kelas para guru kerap kali harus membagi diri mengisi mata pelajaran di dua kelas yang berbeda dengan waktu yang bersamaan. Kurangnya bahan bacaan yang menarik juga menjadi persoalan yang menambah tidak berjalnnya gerakan literasi yang diciptakan para guru. Sebenarnya para guru sudah mengupayakan agar bisa mendapatkan buku-buku baru dengan beragam gambar yang dapat menarik minat bakat para siswa tetapi selalu gagal. Proposal yang disodorkan ke dinas pendidiakn selalu diterima namun tanpa hasil yang memuaskan. Meski demikian harapan mencapai perubahan yang lebih baik tetap hidup sebagai api yang terus membara memberikan energi kepada para tamu agung (Siswa-siswi) yang di pundaknya terdapat harapan kedua orang tua dan keluarga besarnya. Terimakasih saya sampaikan untuk setiap guru yang sudah memberikan cinta dalam setiap materi yang disampaikan kepada siswa-siswinya. Semoga kelak perjuangan dan bunga yang sudah disirami ini akan mekar menjadi bunga yang sangat indah pada waktunya nanti.

Menyediakan bahan bacaan yang baik dan menarik merupakan tanggung jawab kita semua. Jika gerakan literasi menjadi cita-cita bersama maka sudah sepantasnya semua elemen bergerak mengupayakan agar Lembaga Pendidikan memiliki fasilitas dan penunjang yang baik. Ketika cara-cara yang diupayakan terus gagal maka perlu strategi baru yang harus digagas secara bersama, sebagaimana filosofi gotong royong lahir sebagai sebuah kebudayaan bangsa ini. Meski demikian, bukan berarti Lembaga Pendidikan atau dalam hal ini pemerintah daerah yang bersangkutan berpangku tangan tidak melakukan apa-apa. Mungkin saja sebenarnya pemerintah sudah mengupayakan yang terbaik namun mengingat banyak sekolah yang harus dibantu dalam kebutuhannya jadi harus menyelesaikannya satu persatu. Semoga saja demikian adanya.

Sebagaimana penuturan di atas, kami sebagai utusan dari program Kampus Mengajar akan mengupayakan semaksimalnya program ini. Persoalan bahan bacaan yang kurang, kami berinisiatif untuk membuat donasi buku menjadi bagian program yang akan kami gagas nantinya. Donasi buku ini akan mencoba untuk mengajak individu ataupun komunitas menyumbangkan buku untuk di taruh di SDN 29 Mataram sebagai media ajar dalam mengembangkan literasi di tengah siswa-siswinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun