Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Fenomena 'Curhat' di Media Sosial, Apakah Ini Tanda Sosial Masyarakat Sedang Berubah?

3 Februari 2025   18:00 Diperbarui: 3 Februari 2025   15:33 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi curhat dimedia sosial (sumber gambar: digitalmama.id)

Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial bukan hanya menjadi platform untuk berbagi foto, video, atau status, tetapi juga sebagai tempat curahan hati (curhat) bagi banyak orang, terutama di kalangan anak muda. 

Platform seperti Instagram, Twitter, Facebook, hingga TikTok kini telah bertransformasi menjadi ruang publik di mana perasaan, masalah pribadi, bahkan kegelisahan hidup bisa dilontarkan secara terbuka. 

Para pengguna tidak hanya berbagi momen bahagia atau kegiatan sehari-hari, tetapi juga berbicara tentang tantangan mental dan emosional yang mereka hadapi. Sering kali, perasaan kesepian, stres, dan kebingungan tentang masa depan dipaparkan dalam bentuk tulisan panjang, cerita singkat, atau video yang mengungkapkan kerentanan pribadi.

Tren ini semakin mencolok di kalangan anak muda, yang merasa media sosial memberikan kebebasan untuk mengekspresikan perasaan tanpa batasan fisik atau geografis. Beberapa orang merasa lebih mudah untuk berbicara secara terbuka di ruang maya dibandingkan dengan berbicara langsung kepada orang lain. 

Namun, hal ini memunculkan pertanyaan penting: Apakah fenomena curhat ini mencerminkan perubahan dalam norma sosial dan cara kita berinteraksi satu sama lain, atau justru ini adalah bentuk pengalihan dari perasaan yang tidak bisa diungkapkan secara langsung? 

Curhat di Media Sosial: Apa yang Terjadi?

Curhat di media sosial tidak lagi terbatas pada status atau tweet tentang kegiatan sehari-hari, tetapi juga mencakup perasaan, masalah pribadi, dan bahkan konflik yang sedang dihadapi. 

Banyak orang, terutama generasi muda, merasa bahwa berbagi beban pikiran dan perasaan melalui platform digital bisa menjadi cara untuk merasa didengar dan dipahami. Dalam beberapa kasus, mereka memilih untuk membagikan masalah yang lebih dalam, seperti perasaan kesepian, stres akibat pekerjaan atau pendidikan, bahkan masalah keluarga dan hubungan asmara.

Sebagai contoh, di platform seperti Instagram atau Twitter, tidak jarang ditemukan postingan yang memuat keluhan tentang beban mental atau bahkan curhatan yang mengungkapkan depresi dan kecemasan yang sedang dialami. 

Sering kali, curhat semacam ini disertai dengan permintaan dukungan atau saran dari teman-teman online, yang mungkin hanya mengenal penulis secara virtual. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial telah berubah menjadi tempat untuk mencari solidaritas dan pengertian, meskipun terkadang itu datang dari orang-orang yang tidak terlalu dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun