Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Dilema Sharenting: Antara Kebanggaan Orang Tua dan Privasi Anak

28 Januari 2025   12:11 Diperbarui: 28 Januari 2025   12:11 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membagikan konten anak di media sosial/ sharenting (sumber gambar: klikdokter.com)

Selain masalah privasi, sharenting juga memiliki risiko lain yang kerap diabaikan oleh orang tua. Salah satunya adalah eksploitasi digital. Foto atau video anak yang terlihat polos dan lucu bagi orang tua bisa saja disalahgunakan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. 

Bahkan, dalam beberapa kasus ekstrem, konten anak-anak yang diunggah di media sosial bisa menjadi target bagi pelaku kejahatan dunia maya, seperti pedofil atau pelaku perdagangan data pribadi. Tak hanya itu, jejak digital atau digital footprint anak yang dihasilkan dari sharenting dapat berdampak jangka panjang. 

Informasi yang diunggah orang tua saat ini mungkin tampak tidak berbahaya, tetapi dalam beberapa tahun ke depan, jejak tersebut bisa memengaruhi kehidupan anak, baik secara pribadi maupun profesional. Misalnya, foto atau cerita yang dianggap lucu hari ini dapat menjadi sumber ejekan, perundungan, atau bahkan hambatan karier anak di masa depan.

Selain itu, sharenting juga dapat memengaruhi hubungan antara orang tua dan anak. Ketika anak-anak tumbuh besar dan menyadari bahwa berbagai aspek kehidupan pribadi mereka telah dibagikan tanpa izin, mereka mungkin merasa tidak dihormati atau kehilangan kendali atas narasi tentang diri mereka sendiri. 

Bijak dalam Sharenting

Lalu, bagaimana orang tua bisa tetap menyalurkan kebanggaan tanpa mengorbankan privasi anak? Berikut beberapa langkah bijak yang bisa diambil:

1. Batasi Informasi yang Dibagikan

Hindari membagikan detail sensitif seperti nama lengkap, alamat, sekolah, atau lokasi terkini anak. Pilih konten yang lebih aman untuk diunggah.

3. Gunakan Pengaturan Privasi

Pastikan akun media sosial Anda memiliki pengaturan privasi yang ketat. Batasi siapa saja yang bisa melihat unggahan Anda.

4. Tanyakan Izin Anak (Jika Mereka Sudah Cukup Besar)

Libatkan anak dalam keputusan untuk membagikan foto atau cerita mereka. Dengan cara ini, mereka merasa dihormati dan dilibatkan.

5. Pikirkan Konsekuensi Jangka Panjang

Sebelum mengunggah, tanyakan pada diri sendiri: apakah ini sesuatu yang akan membuat anak saya nyaman di masa depan? Jika jawabannya tidak, lebih baik urungkan niat tersebut.

6. Pertimbangkan Alternatif Berbagi

Jika tujuannya adalah berbagi dengan keluarga atau teman dekat, gunakan platform berbagi foto pribadi atau grup percakapan tertutup, seperti WhatsApp atau Google Photos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun