Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Dilema Ayah Baru: Memahami Perasaan Campur Aduk Saat Daddy Blues

11 Desember 2024   14:33 Diperbarui: 11 Desember 2024   16:02 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang ayah baru memahami perasaan campur aduk saat Daddy blues (sumber gambar: guystuffcounseling.com)

Ayah yang merasa kewalahan atau tidak cukup kompeten dalam perannya mungkin menjadi kurang terlibat dalam pengasuhan anak. Akibatnya, ikatan emosional yang seharusnya terbentuk antara ayah dan anak bisa terganggu, memengaruhi perkembangan hubungan jangka panjang.

Selain itu, daddy blues yang dibiarkan berlarut-larut juga dapat menciptakan jarak emosional dengan pasangan. Kurangnya komunikasi atau ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan dapat menimbulkan ketegangan dalam hubungan, terutama jika pasangan juga sedang berjuang dengan tantangan emosional pasca melahirkan.

Tidak hanya berdampak pada hubungan, daddy blues juga berisiko memengaruhi kesehatan mental ayah secara keseluruhan. Jika tekanan ini terus menumpuk tanpa ada jalan keluar, ayah dapat mengalami stres kronis, kecemasan, atau bahkan depresi. Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak mengabaikan kondisi ini dan mulai memberikan perhatian pada perasaan yang dialami oleh ayah baru.

Untuk mengatasi dilema ini, penting bagi ayah baru untuk mengakui perasaan mereka. Mengakui perasaan adalah langkah pertama yang membantu ayah memahami bahwa apa yang mereka alami adalah hal yang normal dan wajar. 

Tidak ada salahnya merasa cemas, lelah, atau bahkan sedih dalam menghadapi perubahan besar seperti menjadi seorang ayah. Ketika perasaan ini diterima tanpa penyangkalan, ayah baru dapat mulai mencari cara untuk mengatasinya dengan lebih sehat.

Berbagi perasaan dengan pasangan adalah salah satu langkah penting. Dengan membuka komunikasi, ayah dan ibu dapat saling mendukung dan bekerja sama dalam menghadapi tantangan yang muncul. Pasangan yang saling memahami dan mendengarkan dapat menciptakan lingkungan emosional yang lebih stabil, baik untuk mereka sendiri maupun untuk bayi.

Selain itu, ayah juga perlu mencari waktu untuk diri sendiri, meskipun hanya sebentar. Melakukan aktivitas yang menyenangkan atau sekadar beristirahat dapat membantu mengembalikan energi dan meningkatkan suasana hati. Keseimbangan antara merawat bayi dan merawat diri sendiri adalah kunci agar ayah tetap merasa terhubung dengan perannya tanpa merasa kewalahan.

Jika perasaan tersebut terasa sulit untuk dikelola sendiri, mencari bantuan dari ahli seperti psikolog atau konselor adalah keputusan yang bijak. Bantuan profesional dapat memberikan ruang aman bagi ayah baru untuk mengungkapkan perasaan yang sulit dijelaskan kepada orang terdekat. 

Psikolog atau konselor juga dapat membantu ayah mengenali akar dari emosi mereka, menawarkan strategi pengelolaan stres, dan memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan individu. Dengan bantuan ini, ayah dapat lebih mudah memahami dirinya sendiri dan menemukan cara untuk menghadapi tantangan dalam perannya sebagai orang tua baru.

Tidak hanya itu, mencari bantuan profesional juga bisa mencegah daddy blues berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, seperti depresi atau kecemasan kronis. Langkah ini menunjukkan bahwa ayah peduli terhadap kesejahteraan mentalnya, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada hubungan keluarga secara keseluruhan.

Hal penting yang perlu diingat adalah bahwa meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk keberanian dan komitmen untuk menjadi ayah yang lebih baik. Dengan mengambil langkah ini, ayah tidak hanya membantu dirinya sendiri, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan harmonis bagi pasangan dan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun