"Dalam kehidupan sehari-hari, konsep keadilan sering disalahpahami sebagai pembagian yang sama rata."
Banyak orang berpikir bahwa memberikan jumlah atau porsi yang sama kepada setiap individu adalah bentuk keadilan yang ideal. Namun, benarkah demikian? Pada kenyataannya, keadilan bukan hanya soal kesetaraan, tetapi juga menuntut pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan, situasi, dan konteks setiap individu.
Apa Itu Keadilan?
Keadilan adalah memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya sesuai dengan kebutuhannya. Konsep ini sering kali digambarkan dengan analogi seseorang yang memberikan kursi kepada tiga orang dengan tinggi badan yang berbeda untuk melihat pemandangan.Â
Jika semua orang diberikan kursi dengan tinggi yang sama, hanya individu dengan tinggi badan tertentu yang akan mendapatkan manfaat. Orang yang lebih pendek mungkin tetap tidak bisa melihat, sementara orang yang lebih tinggi bahkan tidak membutuhkan kursi tersebut. Dalam situasi ini, pembagian yang sama rata justru tidak memenuhi tujuan keadilan.
Sebaliknya, jika kursi diberikan sesuai kebutuhan misalnya, orang yang paling pendek mendapatkan kursi yang lebih tinggi, dan orang yang lebih tinggi hanya mendapat kursi sesuai kebutuhannya semua individu dapat menikmati pemandangan dengan setara. Inilah yang dimaksud dengan keadilan yang sesungguhnya, memberikan sesuai kebutuhan untuk mencapai hasil yang adil, bukan sekadar pembagian yang seragam.
Adil vs Sama Rata
Sama rata berarti semua orang mendapatkan hal yang sama, tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau kondisi mereka. Sementara itu, adil berarti memberikan sesuatu berdasarkan kebutuhan, tanggung jawab, atau kontribusi masing-masing individu.Â
Perbedaan antara adil dan sama rata sering kali menjadi inti perdebatan dalam berbagai aspek kehidupan. Sama rata mungkin terlihat sederhana dan tanpa bias, tetapi dalam banyak situasi, justru dapat menghasilkan ketidakadilan.
Misalnya, dalam pendidikan, seorang siswa yang membutuhkan bimbingan tambahan karena kesulitan belajar harus mendapatkan perhatian lebih dari gurunya dibandingkan siswa yang sudah memahami materi dengan baik. Jika perhatian guru diberikan sama rata tanpa mempertimbangkan kebutuhan, siswa yang kesulitan mungkin akan semakin tertinggal, sementara siswa yang sudah mampu tidak mendapat tantangan baru.