Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Serangan Fajar di Masa Tenang Pilkada 2024, Ancaman bagi Demokrasi?

23 November 2024   12:38 Diperbarui: 28 November 2024   09:04 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi serangan fajar dan sanksinya jelang Pilkada 2024. Spanduk berisikan menerima serangan fajar dari caleg, dipajang di pinggir jalan raya di Jalan Nagur, Pematangsiantar, Sumatera Utara, Kamis (13/3/2014). (Foto: KOMPAS.com/Tigor Munthe)

Masa tenang dalam Pilkada 2024 yang berlangsung mulai 24 hingga 26 November 2024 adalah periode yang ditujukan untuk memberikan ruang refleksi bagi masyarakat sebelum memberikan suara. 

Namun, di balik momen ini, muncul fenomena yang kerap menjadi perbincangan "serangan fajar". Istilah ini merujuk pada praktik pemberian uang atau barang oleh oknum tertentu kepada pemilih untuk memengaruhi pilihan mereka. Praktik ini tidak hanya mencederai semangat demokrasi tetapi juga melanggar hukum.

Apa Itu Serangan Fajar?

Serangan fajar biasanya dilakukan menjelang hari pemungutan suara, umumnya pada malam atau dini hari di masa tenang. Hal ini dilakukan dengan tujuan memanfaatkan waktu ketika sebagian besar masyarakat sedang lengah atau beristirahat, sehingga pelaku dapat menjalankan aksinya dengan lebih leluasa tanpa terdeteksi. 

Serangan fajar sering kali melibatkan tim sukses atau perantara yang ditugaskan untuk membagikan uang, sembako, atau barang lainnya sebagai bentuk "bujukan" kepada pemilih.

Biasanya, strategi ini dirancang untuk memengaruhi pemilih yang dianggap masih ragu atau belum menentukan pilihan, sehingga mereka lebih mudah menerima tawaran tersebut. 

Praktik ini tidak hanya dilakukan di daerah pedesaan, tetapi juga terjadi di wilayah perkotaan dengan berbagai pola dan modus operandi yang semakin canggih.

Dalam beberapa kasus, pelaku serangan fajar bahkan mendatangi rumah-rumah pemilih secara diam-diam atau mengirimkan bantuan melalui pihak ketiga untuk menghindari pengawasan dari panitia pengawas pemilu (Panwaslu) dan aparat keamanan. Meski terlihat sederhana, dampak jangka panjang dari praktik ini sangat merugikan kualitas demokrasi.

Dampak Serangan Fajar terhadap Demokrasi

1. Merosotnya Integritas Pemilu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun