2. Transparansi Hasil Pemilu
Dengan Sirekap, hasil rekapitulasi dapat diakses oleh publik secara real-time melalui portal resmi. Hal ini memberikan ruang bagi masyarakat untuk memantau langsung proses rekapitulasi, sehingga meningkatkan kepercayaan terhadap integritas hasil pemilu.
3. Mengurangi Potensi Kesalahan Manual
Sirekap mengurangi risiko kesalahan dalam penyalinan data hasil suara dari formulir fisik ke dalam sistem, yang sering terjadi dalam proses manual. Selain itu, aplikasi ini juga membantu mengidentifikasi ketidaksesuaian data secara lebih cepat melalui sistem validasi otomatis.
4. Penghematan Anggaran
Dengan mengurangi ketergantungan pada dokumen fisik dan distribusinya, Sirekap dapat membantu menekan biaya operasional pemilu, seperti pengadaan formulir, transportasi dokumen, dan tenaga kerja tambahan untuk proses rekapitulasi manual.
5. Meningkatkan Akurasi dan Keamanan Data
Data yang diunggah melalui Sirekap disimpan secara digital dengan fitur keamanan tertentu, seperti enkripsi, yang bertujuan untuk melindungi hasil rekapitulasi dari ancaman manipulasi. Jejak digital yang tercipta juga memudahkan audit jika diperlukan.
6. Kemudahan Penggunaan untuk Petugas TPS
Aplikasi ini dirancang dengan antarmuka yang sederhana dan mudah digunakan, sehingga petugas TPS, bahkan yang kurang akrab dengan teknologi, dapat mengoperasikannya dengan sedikit pelatihan.
Tantangan dalam Penggunaan Sirekap
Meskipun memiliki banyak keunggulan, implementasi Sirekap dalam Pilkada 2024 juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Keterbatasan Infrastruktur Teknologi
Tidak semua wilayah di Indonesia memiliki akses internet yang memadai, terutama di daerah terpencil atau pedalaman. Koneksi internet yang lambat atau bahkan tidak tersedia dapat menghambat proses pengunggahan data dari TPS ke sistem pusat. Selain itu, keterbatasan perangkat digital di beberapa daerah juga menjadi kendala besar dalam penerapan aplikasi ini.
2. Kemampuan dan Literasi Digital Petugas TPS
Tidak semua petugas pemilu memiliki kemampuan teknis yang cukup untuk mengoperasikan aplikasi Sirekap. Di daerah dengan tingkat literasi digital rendah, petugas TPS mungkin menghadapi kesulitan dalam mengunggah data atau menyelesaikan masalah teknis yang terjadi selama proses pemilu. Hal ini dapat memperlambat rekapitulasi atau bahkan meningkatkan potensi kesalahan.
3. Keandalan Sistem dan Potensi Kegagalan Teknis
Sebagai sistem berbasis aplikasi, Sirekap tidak terlepas dari risiko kegagalan teknis, seperti server down, aplikasi crash, atau masalah kompatibilitas perangkat. Kegagalan teknis semacam ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam rekapitulasi dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sistem digital ini.
4. Keamanan Data dan Ancaman Siber
Penggunaan teknologi dalam proses pemilu meningkatkan risiko ancaman siber, seperti peretasan atau manipulasi data. Jika tidak ada langkah keamanan yang memadai, data hasil rekapitulasi dapat disalahgunakan atau diubah oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, yang dapat memengaruhi integritas hasil pemilu.