Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengapa Visi Misi Tak Lagi Jadi Prioritas dalam Kampanye Politik?

21 November 2024   18:00 Diperbarui: 21 November 2024   18:02 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kampanye politik (sumber gambar: fahum.umsu.ac.id)


Kampanye politik selalu menjadi ajang penting bagi kandidat untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat, menjelaskan visi misi, serta menyampaikan rencana mereka untuk masa depan. 

Namun, seiring berjalannya waktu, makna dari kampanye politik ini mulai bergeser. Jika dulu kampanye menjadi momen di mana masyarakat dengan antusias mendengarkan orasi politik untuk memahami arah dan tujuan kandidat, kini atmosfernya terasa berbeda. Banyak kampanye berubah menjadi sekadar acara formalitas yang lebih menonjolkan jumlah massa daripada substansi yang disampaikan.

Dalam situasi ini, visi misi yang seharusnya menjadi inti dari kampanye sering kali terabaikan. Peserta hadir bukan lagi untuk mendengarkan ide-ide besar atau menilai kompetensi calon, melainkan karena faktor insentif seperti uang transportasi, kaos gratis, atau hiburan di lokasi kampanye. 

Pergeseran ini menimbulkan pertanyaan mendasar, apakah kampanye politik masih menjadi ajang edukasi demokrasi, ataukah telah berubah menjadi sekadar ritual untuk menarik massa?

Transformasi Kampanye Politik dari Masa ke Masa

Pada era sebelumnya, kampanye politik menjadi momen sakral yang dinanti-nanti masyarakat. Warga desa, kota, atau daerah pedalaman rela menghadiri acara kampanye meski harus menempuh jarak jauh, hanya untuk mendengarkan visi dan misi para calon pemimpin. Mereka datang dengan semangat untuk memahami rencana calon pemimpin untuk masa depan, dan banyak yang merasa bahwa suara mereka akan menentukan nasib bangsa. Orasi politik saat itu bukan sekadar pidato kosong, melainkan ajang untuk bertukar pikiran, berdiskusi, dan menyuarakan aspirasi.

Kampanye bukan hanya tentang mendapatkan dukungan, tetapi juga tentang menciptakan hubungan langsung antara calon pemimpin dan rakyat. Para kandidat menyampaikan ide-ide besar mereka, mengajak masyarakat untuk berpikir tentang perubahan, kemajuan, dan pembangunan. Di sisi lain, masyarakat tidak hanya menjadi pendengar pasif, tetapi aktif dalam memberikan respons, berdiskusi, dan menilai keseriusan calon terhadap masalah yang mereka hadapi sehari-hari.

Namun, situasi tersebut perlahan berubah seiring berjalannya waktu. Faktor ekonomi, kemajuan teknologi, dan perubahan sosial semakin menggeser esensi dari kampanye politik. Massa kini lebih sering hadir bukan karena semangat untuk mendengarkan visi misi, tetapi karena insentif yang ditawarkan oleh kandidat. Uang transportasi atau barang gratis sering kali lebih menarik perhatian dibandingkan dengan penjelasan mengenai kebijakan yang akan dijalankan. 

Dalam banyak kasus, keseriusan masyarakat dalam memahami visi calon pemimpin semakin terkikis, dan kampanye politik berubah menjadi ajang untuk mengumpulkan massa, bukan ajang edukasi demokrasi.

Faktor Penyebab Pergeseran Fokus Kampanye

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun