Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mikroplastik: Ancaman Tak Kasat Mata di Lingkungan Kita

19 November 2024   15:20 Diperbarui: 19 November 2024   15:44 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mikroplastik (sumber gambar: ayosehat.kemkes.go.id)

"Mikroplastik, potongan kecil plastik berukuran kurang dari 5 milimeter, kini menjadi salah satu ancaman terbesar bagi lingkungan."

Meskipun ukurannya kecil dan sering kali tak terlihat oleh mata manusia, partikel ini memiliki kemampuan untuk mencemari hampir setiap sudut planet kita dari lautan yang luas hingga puncak gunung tertinggi. Mikroplastik tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga memasuki rantai makanan, berakhir di tubuh manusia, dan membawa dampak yang belum sepenuhnya kita pahami.

Ancaman ini semakin parah seiring dengan meningkatnya konsumsi plastik global, di mana banyak limbah plastik yang tidak terkelola dengan baik. Plastik yang terdegradasi di alam melepaskan partikel mikroplastik yang bertahan di lingkungan selama ratusan tahun. Tidak hanya itu, produk sehari-hari seperti kosmetik, pakaian, dan bahkan air kemasan menyumbang kehadiran mikroplastik dalam kehidupan kita.

Tanpa disadari, mikroplastik menjadi polutan yang tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga membawa risiko bagi kesehatan manusia. 

Pertanyaannya adalah, bagaimana kita dapat menghadapi masalah besar dari sesuatu yang begitu kecil?

Sumber Mikroplastik

Mikroplastik dapat dibagi menjadi dua jenis, mikroplastik primer dan mikroplastik sekunder, yang masing-masing memiliki sumber dan cara pencemaran yang berbeda.

1. Mikroplastik Primer

Mikroplastik primer adalah partikel plastik yang sengaja diproduksi dalam ukuran kecil. Contohnya termasuk butiran mikro dalam produk kosmetik seperti scrub wajah, pasta gigi, atau pembersih tubuh. Selain itu, mikroplastik primer juga digunakan dalam industri sebagai bahan baku, seperti pelet plastik (nurdles) untuk pembuatan berbagai produk plastik. Partikel ini dapat dengan mudah terlepas ke lingkungan, terutama jika pengelolaannya tidak memadai.

2. Mikroplastik Sekunder

Mikroplastik sekunder terbentuk dari proses degradasi plastik berukuran lebih besar, seperti botol air, kantong plastik, jaring ikan, atau kemasan makanan. Proses ini biasanya dipicu oleh paparan sinar matahari, gesekan, atau pengaruh lingkungan lainnya, seperti arus laut. Plastik besar yang terbuang ke lingkungan secara perlahan terpecah menjadi potongan-potongan kecil yang menjadi sulit untuk diatasi dan berakhir mencemari ekosistem.

Selain kedua jenis ini, sumber mikroplastik lain yang semakin mengkhawatirkan adalah serat tekstil sintetis seperti poliester, nilon, atau akrilik. Setiap kali pakaian berbahan sintetis dicuci, ribuan hingga jutaan serat mikroplastik terlepas dan masuk ke sistem air limbah. Sebagian dari partikel ini tidak dapat disaring oleh instalasi pengolahan air limbah dan akhirnya mencemari sungai dan laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun