Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kesepian dalam Pernikahan: Apakah Bahaya atau Hal Biasa yang Bisa Diatasi?

26 Oktober 2024   08:55 Diperbarui: 26 Oktober 2024   09:01 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Lonely Marriage/ kesepian dalam pernikahan (sumber gambar: freepik)

Selain bantuan profesional, pasangan juga bisa menemukan solusi lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan kasus masing-masing. Sebagai contoh, pasangan bisa mengalokasikan waktu khusus setiap minggu untuk berkualitas dengan pasangan tanpa gangguan dari luar, melakukan kegiatan yang menyenangkan dan bermakna bersama-sama, atau memperdalam komunikasi antara pasangan.

Berbicara dengan terbuka dan jujur merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mengatasi kesepian dalam pernikahan. Pasangan harus memperhatikan komunikasi non verbal antara satu sama lain juga untuk dapat memahami apa yang sebenarnya ada di balik penyebab kesepian tersebut. Cara-cara komunikasi yang tidak melibatkan kata-kata juga bisa menunjukkan banyak tentang perasaan pasangan, seperti senyum atau bahkan ketidaksabaran. 

Satu hal penting lainnya adalah jangan saling menyalahkan, namun saling mendukung satu sama lain. Keterbukaan dan kejujuran harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari pasangan, dan tidak hanya dijadikan sebagai alat untuk menyelesaikan masalah.

Selain itu, menjaga kebahagiaan dan gairah dalam hubungan pernikahan juga merupakan kunci utama untuk membantu pasangan terhindar dari kesepian. Pergilah ke acara keluarga atau teman-teman, berkencan kembali seperti masa-masa pacaran, atau melakukan perjalanan bersama adalah hal-hal kecil yang bisa membuat hubungan semakin mesra.

Dalam situasi apapun, pasangan tidak perlu takut untuk mencari bantuan ketika memerlukannya. Terapis konseling terlatih atau pemimpin agama dapat membantu pasangan menangani masalah dan menghindari kesepian dalam hubungan. Terkadang, pasangan hanya butuh seseorang untuk mendengarkan tanpa merasa dihakimi, dan seorang terapis atau pemimpin agama dapat berkonsultasi dengan objektif dan membantu pasangan mengeksplorasi pilihan mereka.

Ketika pasangan sudah mencoba untuk berbicara dengan terbuka dan jujur satu sama lain, melakukan kegiatan bersama, dan mencoba berbagai cara untuk mengatasi kesepian, namun perasaan tersebut tetap hadir dan tumbuh semakin kuat, maka memang disarankan untuk mencari bantuan profesional. Seorang terapis konseling pernikahan dapat membantu pasangan dalam mengatasi kesepian di dalam pernikahan, berbicara tentang masalah yang mendasarinya, serta cara terbaik untuk mengatasi konflik yang terjadi.

Terapis konseling pernikahan dapat membantu pasangan untuk mengeksplorasi perasaan mereka secara mendalam dan membantu merancang langkah-langkah yang sesuai untuk mengatasi kebutuhan masing-masing. Selain itu, terapis konseling pernikahan juga dapat membantu pasangan mengevaluasi ekspektasi mereka satu sama lain, serta membangun dasar baru untuk hubungan yang sehat, mendalam, dan terus berkembang di masa depan.

Selain terapis, pasangan juga dapat meminta bantuan dari pemimpin agama atau figur otoritas lainnya yang dianggap mampu memberikan layanan konseling yang tepat. Namun, terapis konseling pernikahan menjadi pilihan yang paling umum dipilih untuk membantu pasangan yang mengalami kesepian dalam pernikahan.

Kesepian dalam pernikahan bisa dianggap sebagai tanda bahaya jika tidak ditangani dengan baik dan dibiarkan tumbuh terus menerus, karena dapat menyebabkan ketidakbahagiaan dalam hubungan dan akhirnya berpotensi merusak pernikahan itu sendiri. Perasaan kesepian yang terus berlanjut tanpa penanganan dapat memperburuk komunikasi dan hubungan yang sehat antara pasangan.

Namun, di sisi lain, kesepian dalam pernikahan juga dapat dianggap sebagai hal yang normal. Setiap hubungan akan mengalami pasang surut, dan kadang kala perasaan kesepian muncul sebagai bagian dari dinamika hubungan yang berkembang. Sebagai manusia, kita terkadang merasa kesepian bahkan di tengah keramaian, dan hal ini tidak selalu menjadi indikator bahwa hubungan pernikahan sedang dalam bahaya atau tidak berfungsi dengan baik.

Dalam hal ini, penting bagi pasangan untuk mengetahui perbedaan antara kesepian yang sifatnya sementara dan yang memerlukan perhatian serius. Kesepian sementara bisa diatasi dengan komunikasi yang baik, melakukan aktivitas bersama, dan berbagi perasaan dengan pasangan. Sementara itu, kesepian yang terus-menerus dan mempengaruhi kesejahteraan emosional dan hubungan pernikahan perlu ditangani dengan serius dan membuka diri untuk mencari bantuan dari profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun