"Tanaman cabai keriting merupakan salah satu komoditas yang cukup populer di Indonesia."
Namun, pertumbuhan tanaman cabai keriting seringkali terganggu oleh serangan dari berbagai jenis penyakit. Penyakit tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman yang dapat mengganggu produksi dan kualitas hasil panen. Oleh karena itu, sebagai petani, penting untuk mengenal jenis-jenis penyakit pada tanaman cabai keriting yang perlu diwaspadai.
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit pada tanaman cabai keriting yang perlu diwaspadai:
1. Penyakit Layu Fusarium
Penyakit Layu Fusarium dapat menyerang tanaman cabai keriting pada setiap tahap pertumbuhan tanaman. Penyakit ini seringkali menyerang tanaman cabai keriting yang berada di lahan yang lembab atau over watering, dan bisa menyebar melalui sisa tanaman yang terkontaminasi di musim sebelumnya.Â
Selain itu, infeksi juga bisa terjadi melalui benih yang terkontaminasi dan memunculkan gejala pada tanaman selama dua minggu hingga satu bulan setelah tanaman terinfeksi.
Salah satu gejala utama penyakit Layu Fusarium pada tanaman cabai keriting adalah klorosis, yakni daun cabai menguning dan mulai mengecil seiring pertumbuhannya. Daun-daun itu kemudian berguguran, tangkai cabai berubah warna kecoklatan, dan akar menghitam. Biasanya, tanaman cabai yang terinfeksi jamur ini menjadi layu secara bertahap secara keseluruhan.
Untuk mengendalikan serangan penyakit ini, petani bisa melakukan beberapa langkah pencegahan seperti memilih benih yang tahan terhadap jamur Fusarium, membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman yang terkontaminasi, dan mengatur pola penyiraman tanaman. Selain itu, petani juga bisa menggunakan fungisida yang sesuai dengan dosis yang tepat untuk mengendalikan serangan jamur Fusarium.
2. Penyakit Bercak Coklat
Penyakit bercak coklat pada tanaman cabai keriting disebabkan oleh jamur Phytophthora capsici. Jamur Phytophthora capsici tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan yang lembap, basah, dan temperatur yang hangat. Penyebaran penyakit ini melalui air hujan atau irigasi, dan dapat menyebar melalui kontak langsung dengan tanaman yang terinfeksi atau melalui intrusi tanah.