Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Manusia vs Mesin, Apakah Musik AI Mengancam atau Meningkatkan Bakat Manusia?

7 September 2024   11:00 Diperbarui: 7 September 2024   11:01 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi generator musik ai (sumber gambar: unite.ai)

Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa meskipun teknologi AI dapat menciptakan musik yang menarik secara teknis, musik tersebut kurang memiliki soul yang menandakan kehadiran bakat manusia dalam bermusik. Musisi dengan bakat yang luar biasa memiliki kemampuan untuk membawa emosi dan keunikan ke dalam musik mereka dan menghasilkan karya seni musik yang menunjukkan eksistensi manusia.

Selain itu, teknologi AI mampu mengidentifikasi pola atau trend dalam musik untuk membuat lagu yang orang sukai. Tetapi orang-orang mungkin merasa bosan dengan lagu-lagu yang selalu mengikuti pola yang sama. Oleh karena itu, eksperimen kreatif manusia tidak dapat digantikan oleh teknologi.

Melalui penggunaan teknologi AI dalam musik, kita dapat memperluas kemampuan dan kekreatifan dalam musik. AI dapat membantu dalam memberikan inspirasi baru untuk musisi, membantu dalam menghasilkan lagu yang kompleks, dan menyediakan beragam alat musik yang tidak dapat dibuat oleh tangan manusia.

Kelebihan lainnya, teknologi AI juga mampu membantu dalam penyimpanan dan manajemen musik. Dalam industri musik, jumlah data musik terus berkembang dan sulit dipantau dibandingkan beberapa dekade yang lalu. Dengan AI, informasi musik dapat disimpan, dikelola, dan diakses dengan lebih mudah dan akurat oleh musisi dan para pelaku industri musik.

Namun, kita tidak dapat memungkiri bahwa teknologi AI dalam musik juga menimbulkan beberapa pertanyaan tentang etika dan hak cipta di bidang musik. Sebuah musik hasil produksi AI tidak dapat dianggap sebagai original jika teknologi AI yang menghasilkannya tanpa adanya kontent-artis di dalamnya. Oleh karena itu, kurangnya pengawasan dari kode etik di industri musik dapat membuat produksi AI diminati dan digunakan secara masif, sehingga mengurangi kesempatan bagi musisi manusia untuk mengekspresikan diri mereka.

Dalam menghadapi perubahan teknologi AI dalam industri musik, kita harus memaknai teknologi AI sebagai pelengkap daripada pengganti musisi manusia. Manusia dan AI harus bekerja secara bersamaan sehingga dapat tercipta kombinasi suara yang lebih menarik dan menyeimbangkan teknologi dan kreativitas dalam musik. Kita dapat memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam seni musik dan menghasilkan musik yang unik dan orisinil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun