Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pilkada 2024, Pemilih Dilema dengan Banyaknya Calon yang Kompetitif

28 Agustus 2024   09:05 Diperbarui: 28 Agustus 2024   09:15 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pilkada 2024 (sumber gambar: Facebook/ Sawahlunto Berkabar)

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) seringkali menjadi ajang penting bagi masyarakat dalam menentukan pemimpin daerah yang akan menyejahterakan rakyatnya. 

Namun pada Pilkada 2024, pemilih akan dihadapkan pada dilema dalam memilih calon, terutama karena banyaknya calon yang bersaing.

Pada Pilkada 2024, jumlah calon yang mendaftar diperkirakan akan semakin meningkat, karena semakin maraknya keinginan para politisi untuk menjadi pemimpin daerah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah dilema bagi masyarakat, karena semakin banyaknya calon maka semakin sulit pula mencari informasi mengenai rekam jejak mereka masing-masing. 

Oleh karena itu, masyarakat harus lebih selektif dan memperoleh informasi dengan cara yang tepat. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif adalah dengan mengakses informasi media sosial resmi dari calon, menghadiri diskusi publik, atau menanyakan langsung kepada keluarga atau tokoh masyarakat yang telah mengenal calon tersebut.

Tidak hanya itu, satu hal yang perlu diingat bagi masyarakat adalah untuk tidak terjebak dalam praktik politik uang yang dapat menjadikan Pilkada menjadi ajang untuk memperkaya diri. Pemilihan calon yang berintegritas dan menjalankan kampanye dengan jujur dan transparan adalah aspek penting yang perlu dipertimbangkan oleh masyarakat.

Dalam menentukan pilihannya, pemilih juga harus melihat program kerja yang diusung oleh calon supaya dapat menyesuaikan visi dan misinya dengan kebutuhan masyarakat. Terkadang, program kerja yang terkesan populis tapi tidak realistis dapat menyesatkan pemilih dan menimbulkan kecewa setelah calon terpilih.

Namun, di balik banyaknya calon yang mendaftar, tidak semua calon memiliki kualitas dan kompetensi yang sama. Oleh karena itu, masyarakat harus secara bijak memilih calon yang memenuhi standar kualifikasi dan persyaratan sebagai seorang pemimpin daerah.

Selain itu, masyarakat juga harus waspada terhadap praktik politik uang yang kerap terjadi dalam Pilkada. Praktik ini sudah menjadi sebuah tradisi di sejumlah daerah di Tanah Air, dan tidak jarang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil Pilkada. Oleh karena itu, masyarakat harus menolak praktik politik uang dan memilih calon berdasarkan persepsi mereka sendiri.

Dalam proses memilih, masyarakat juga harus sadar bahwa Pilkada merupakan sebuah proses demokrasi yang harus dihormati. Sebagai warga negara yang baik, kita harus menghargai pendapat dan pilihan orang lain tanpa terpengaruh oleh hasutan atau apapun yang bisa memicu kesalahpahaman atau konflik di antara masyarakat.

Dengan memilih pemimpin daerah yang berkompeten, jujur, dan transparan, diharapkan masyarakat akan mendapatkan pelayanan yang terbaik dari pemerintah daerah. Selain itu, pemilihan yang kreatif, inovatif dan sejalan dengan prinsip Good Governance bertujuan memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat daerah ke depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun