Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengurangi Jejak Karbon dengan Bioetanol: Keunggulan sebagai Bahan Bakar Ramah Lingkungan

7 Juli 2024   19:00 Diperbarui: 7 Juli 2024   19:26 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bahan bakar bioetanol (sumber gambar: freepik.com)

Untuk dapat mempercepat pengembangan penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, maka diperlukan dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga riset, industri dan masyarakat secara luas. Melalui penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif, kita juga dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang merupakan sumber daya yang semakin menipis serta menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang.

Proses Produksi Bioetanol 

Proses pembuatan bioetanol (sumber gambar: shasolo.com)
Proses pembuatan bioetanol (sumber gambar: shasolo.com)

Proses produksi bioetanol melalui teknologi fermentasi cukup sederhana, namun memerlukan peralatan dan teknologi yang canggih untuk mengoptimalkan kualitas dan jumlah produksi. Berikut adalah tahapan produksi bioetanol secara umum:

  • Pemanenan dan Pengolahan Biomassa Biomassa, seperti jerami atau jagung, harus dipanen dan diproses terlebih dahulu untuk memperoleh bahan baku yang bersih dan berkualitas tinggi. Tahapan pengolahan biomassa ini meliputi pembersihan, penggilingan, pengeringan, dan pengayakan.
  • Pemurnian Asam Amino Biomassa kemudian diolah melalui proses kimia atau enzimatik yang kompleks, untuk memurnikan asam amino dan mengambil gula-gula sederhana, seperti glukosa atau fruktosa, yang kemudian digunakan dalam proses fermentasi.
  • Fermentasi Asam amino yang telah dipurnikan dicampur dengan ragi, bakteri, atau enzim inhibitor. Setelah itu, proses fermentasi dimulai, di mana glukosa diubah menjadi etanol dan gas karbon dioksida.
  • Pemurnian Bioetanol Setelah fermentasi selesai, campuran bioetanol dan air yang dihasilkan dipisahkan dengan proses distilasi dan penyulingan. Seiring dengan pemisahan, air dicampur dengan bioetanol untuk mengurangi titik didihnya dan memudahkan pemisahan kembali. Selain itu, saat proses pemisahan, air juga diambil dari campuran bioetanol dan dapat digunakan kembali pada tahap fermentasi, sehingga mengurangi penggunaan air dari sumber alami.
  • Dehidrasi Terakhir, bioetanol yang telah dipurnakan diproses melalui tahap dehidrasi, di mana air yang tersisa dihapus melalui proses dehidrasi untuk meningkatkan konsentrasi etanol dalam bahan bakar.

Dalam produksi bioetanol berkelanjutan yang ramah lingkungan, quality control sangat penting untuk mendapatkan kualitas bioetanol yang optimal. Dukungan teknologi yang tepat serta peran kebijakan pemerintah dan pengelola industri perlu ditingkatkan untuk mendukung pengembangan bioetanol yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi.

Keunggulan Bioetanol Dibandingkan dengan Bahan Bakar Fosil 

Salah satu keunggulan lain dari bioetanol adalah dapat dicampurkan dengan bahan bakar fosil seperti bensin dan solar untuk menghasilkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Bioetanol yang dicampurkan ke dalam bahan bakar fosil tidak hanya dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas bahan bakar yang digunakan.

Selain itu, bioetanol lebih mudah terbakar dibandingkan dengan bahan bakar fosil, sehingga memerlukan waktu pengapian yang lebih singkat. Hal ini dapat meningkatkan kinerja mesin, serta mengurangi pelepasan emisi gas berbahaya selama mesin menyala, seperti monoksida karbon atau hidrokarbon.

Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar juga dapat meningkatkan ketergantungan pada sumber energi yang lebih ramah lingkungan, khususnya pada sumber daya alam yang terbarukan. Peran bioetanol tidak hanya sebagai sumber energi alternatif yang memberikan manfaat terhadap lingkungan, namun juga sebagai alat untuk meningkatkan ketahanan energi, terutama pada negara yang mempunyai sumber daya biomassa yang cukup banyak dan sedang mencari langkah untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya fosil.

Dalam aksi nyata di masyarakat, bioetanol telah banyak digunakan sebagai bahan bakar mobil, bus, atau truk. Beberapa negara bahkan telah mewajibkan penggunaan bioetanol dalam bahan bakar kendaraan demi mengurangi dampak negatif polusi kendaraan terhadap lingkungan.

Dengan keunggulan-keunggulannya, bioetanol telah menjadi alternatif yang penting bagi bahan bakar fosil sebagai sumber energi masa depan yang ramah lingkungan dan lebih berkelanjutan. Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif dapat meningkatkan kualitas udara, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan meningkatkan produksi energi bersih di seluruh dunia. Keberhasilan penggunaan bioetanol dalam skala besar akan memerlukan kerjasama antara industri, pemerintah, dan masyarakat, serta dukungan dari teknologi dan kebijakan keberlanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun