Teknologi telah mengubah banyak hal dalam kehidupan kita, termasuk cara kita berinteraksi dengan orang lain. Di era digital ini, kita bisa berkomunikasi melalui pesan singkat, email, dan media sosial tanpa perlu bertatap muka secara langsung.
Namun, semakin banyak kita terjebak di dalam dunia teknologi ini, semakin jarang kita saling menyapa saat bertemu di kehidupan sehari-hari, terutama di kota.
Banyak faktor yang menyebabkan semakin berkurangnya kebiasaan orang untuk saling menyapa
Pertama-tama, kehidupan di kota menjadi semakin sibuk dan cepat. Pola kerja yang padat, mobilitas yang tinggi, dan urusan pribadi yang penting sering menjadi prioritas utama dalam kehidupan kota.Â
Kita sering terburu-buru untuk memenuhi deadline dan merencanakan jadwal yang ketat, tanpa menghiraukan orang-orang di sekitar kita yang mungkin butuh sedikit perhatian. Kegiatan yang semakin padat ini berdampak pada kemampuan manusia dalam berinteraksi secara sosial.
Disamping itu, suasana kota juga dapat membuat kita merasa kurang nyaman untuk berinteraksi dengan orang lain. Kota umumnya identik dengan kebisingan, desain ruangan, dan keramaian. Kondisi semacam ini membuat kita sulit untuk mendengar atau membicarakan sesuatu dengan orang lain dan mungkin lebih memilih untuk menghindar dari interaksi sosial.
Namun, terlepas dari fakta bahwa banyak orang di kota merasa terjebak dalam kegelapan sosial, menyapa orang lain secara ramah dapat menjadi langkah kecil yang berarti untuk membangun kembali interaksi manusia. Masa muda manusia merupakan masa-masa penting dalam menimbulkan kebiasaan ini.Â
Interaksi sosial yang sehat dan ramah dapat membantu melawan rasa takut atau enggan berinteraksi sebagai dampak dari tekanan dan kesibukan di kota. Mengambil waktu untuk berhenti sejenak dan berbicara dengan orang yang kita temui di jalan atau toko adalah investasi kecil namun bermakna dalam kesejahteraan bersama.
Media sosial juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkah laku manusia
Kebanyakan orang merasa lebih nyaman dengan interaksi virtual daripada tatap muka. Salah satu alasan utamanya adalah karena interaksi virtual biasanya lebih mudah dikendalikan dan dapat diatur lebih baik daripada interaksi sosial yang berlangsung secara langsung.Â
Saat berinteraksi di media sosial atau melalui pesan, kita dapat memilih kata-kata dan ekspresi diri dengan cermat hingga kita merasa mempresentasikan diri kita dengan cara yang diinginkan. Selain itu, interaksi virtual dapat dilakukan kapan saja tanpa memperhatikan waktu atau lokasi yang mungkin tidak mendukung untuk bertemu secara langsung.
Namun, meskipun dapat meningkatkan kenyamanan, terlalu banyak mengandalkan interaksi virtual akan menyebabkan kurangnya kemampuan dan kepercayaan diri dalam berinteraksi secara langsung. Dalam situasi sosial yang memerlukan keberanian untuk mengekspresikan diri lebih terbuka dan jujur, keberhasilan interaksi tergantung pada kemampuan kita untuk merespon keadaan dengan spontan dan tulus. Bila kita terlalu berorientasi kepada media sosial atau interaksi virtual lainnya, keberhasilan ini dapat sulit dicapai.
Oleh karena itu, gunakan media sosial atau interaksi virtual lainnya sebagai pelengkap dari interaksi sosial yang berlangsung tatap muka. Anggaplah seperti makanan ringan ketika bermain game atau melakukan rantai nilai dengan orang lain.Â
Tidak ada yang salah untuk menggunakan teknologi untuk memfasilitasi interaksi sosial, namun penting untuk diimbangi dengan interaksi langsung dan spontan untuk merawat kemampuan sosial dan kepercayaan diri kita.
Dampak negatif pada kesejahteraan sosial dan mental kita
Keterasingan sosial, kecemasan, depresi, dan kesepian seringkali dikaitkan dengan kurangnya interaksi sosial. Kita sering mengabaikan kesempatan untuk membuat hubungan sosial yang muncul dalam kehidupan sehari-hari, dan akhirnya akan merasakan efek buruk ini pada kesejahteraan kita secara keseluruhan.
Ketika kita saling menyapa, kita akan merasa lebih terhubung satu sama lain dan dapat menciptakan rasa keterlibatan sosial yang positif. Ada nilai yang besar dalam memberikan perhatian kecil, seperti salam ramah yang hangat atau senyuman, pada orang yang kita temui di sekitar kita. Kegiatan ini dapat membangkitkan perasaan hati dan memberikan dampak positif pada kesejahteraan sosial dan mental kita.
Dalam kehidupan yang diisi dengan teknologi yang semakin maju ini, penting bagi kita untuk menyadari keefektifan kebersamaan sosial yang sederhana.Â
Kita harus memahami bahwa interaksi sosial tatap muka dan relasi sosial tradisional mungkin memerlukan lebih banyak perjuangan dari interaksi sosial virtual, namun memiliki nilai terbesar dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dan mental kita. Sebagai manusia, kita memiliki kemampuan untuk menciptakan lingkungan sosial yang hangat dan inklusif, dan menjadi agen dalam merawat kesehatan sosial kita melalui kegiatan sosial kecil seperti saling menyapa.
Upaya untuk mengatasi masalah ini
Kita harus membiasakan diri untuk saling menyapa dan berinteraksi dengan orang lain, meskipun hanya dalam interaksi singkat. Dalam kehidupan kota yang semakin sibuk dan terfokus pada diri sendiri, sangat penting untuk menciptakan kebiasaan sosial yang bersifat inklusif dan mendorong kegiatan saling menyapa.Â
Menyapa orang lain dalam interaksi sehari-hari dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri dan kemampuan sosial kita, dan juga menjadi awal dari hubungan jangka panjang yang lebih bermakna dan memuaskan.
Meskipun seringkali kita merasa tidak nyaman atau enggan untuk menyapa orang yang tidak kita kenal, mengambil langkah kecil untuk memulai interaksi sosial dengan cara menyapa bisa membuat perbedaan besar dalam kesejahteraan sosial kita. Kita tidak perlu menunggu sampai situasi semakin membaik atau orang lain yang memulai pertama kali. Sebagai bagian dari komunitas, kita harus menjadi bagian aktif untuk membentuk lingkungan sosial yang inklusif dan ramah.
Kita juga dapat menumbuhkan kebiasaan mengenali dan memperhatikan lingkungan kita sekitar sebagai sarana membangun kebersamaan dengan apa yang ada. Mungkin kita tidak selalu ingat nama setiap orang yang kita temui, tapi kita tetap bisa saling menyapa dengan ramah dan memberikan rasa humanisme terhadap orang lain yang kita temui sehari-hari.
Kesimpulan
Dalam era teknologi yang semakin maju ini, semakin penting bagi kita untuk merayakan hubungan sosial dan keterlibatan manusia yang saling menyapa. Saling menyapa dengan ramah bukan hanya tindakan kecil dan bersifat sederhana, tetapi juga sangat penting untuk kesejahteraan sosial dan mental kita. Kita harus memperhatikan lingkungan sosial sekitar kita dan menumbuhkan kebiasaan saling menyapa di kehidupan sehari-hari.
Kita semua memainkan peran penting dalam membentuk lingkungan sosial yang inklusif dan menghibur, dan interaksi sosial yang ramah dan penyapaan dapat membantu mewujudkan hal tersebut. Melalui interaksi sosial yang saling menyapa, kita dapat memberikan penghargaan terhadap keberadaan manusia dan menciptakan hubungan yang lebih bermakna dengan orang-orang di sekitar kita.
Mari kita sekarang, mulai membiasakan diri untuk menjalin interaksi dengan saling menyapa dan mendengarkan di dalam setiap situasi yang mungkin berbeda. Sebagai bagian dari masyarakat yang maju, mari kita belajar merayakan dan merespons kebutuhan sosial kita sebagai sesama manusia. Dengan saling menyapa dan bertatap muka, kita dapat menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik dan inklusif bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H