Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Melawan Kemarau dan Serangan Hama: Tantangan Terbesar Petani Padi di Musim Gadu

12 Juni 2024   21:27 Diperbarui: 12 Juni 2024   21:39 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi petani padi musim gadu (sumber: dokumen pribadi)

Ilustrasi saluran irigasi tersier (sumber: dokumen pribadi)
Ilustrasi saluran irigasi tersier (sumber: dokumen pribadi)

Sistem irigasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk membantu petani mempertahankan suplai air tanaman di musim kemarau. Ada beberapa jenis sistem irigasi yang dapat digunakan oleh petani padi seperti irigasi tetes, irigasi permukaan, dan irigasi sub-surface.

Irigasi tetes merupakan teknik irigasi yang banyak digunakan oleh petani padi. Dalam sistem ini, air dialirkan melalui selang dan kemudian dialirkan secara langsung ke daerah akar tanaman melalui tetesan kecil. Hal ini menghemat air karena air hanya dialirkan ke area yang dibutuhkan. Namun, meskipun hemat air, teknik ini memerlukan biaya awal yang lebih tinggi untuk memasang sistem irigasi tetes.

Sistem irigasi permukaan atau irigasi sprinkler secara khusus disesuaikan dengan lahan yang memiliki kemiringan tanah yang luas. Air disalurkan ke irigasi permukaan melalui pipa atau kanal yang membentang di sepanjang lempengan tanah. Sistem ini cukup efektif untuk menjaga kelembaban tanah dalam skala besar. Sayangnya, teknik irigasi ini juga dapat memboroskan air karena memerlukan banyak air untuk menjaga tanah tetap basah.

Sistem irigasi sub-surface adalah teknik irigasi dimana air dipompa langsung ke dalam sistem pipa yang terletak di bawah permukaan tanah. Air kemudian menyebarkan ke seluruh area lahan pertanian melalui pipa dan tidak mengalami banyak penguapan air. Walau efisien dalam penggunaan air dan praktis untuk lahan yang mempunyai tingkat kemiringan tanah yang landai, pasarannya masih sedikit yang menggunakan.

Dalam memilih jenis sistem irigasi yang tepat, para petani harus mempertimbangkan kondisi lahan, jumlah air yang tersedia dan biaya. Selain itu, penting bagi petani untuk memastikan bahwa air disalurkan ke tanah pada waktu yang tepat untuk mencapai efisiensi tertinggi.

Meski tantangan musim kemarau dan serangan hama dapat sangat bersifat menantang, banyak upaya yang dapat dilakukan petani padi untuk mengatasi tantangan tersebut. Dengan menggunakan teknologi, penanganan dini, dan tindakan pencegahan yang tepat, petani padi dapat membantu meningkatkan hasil panen dan mengatasi tantangan kemarau untuk sesuai kebutuhan pertanian modern.

Serangan Hama 

Ilustrasi hama wereng coklat (sumber: sekarmadjapahit.wordpress.com)
Ilustrasi hama wereng coklat (sumber: sekarmadjapahit.wordpress.com)

Mengatasi serangan hama merupakan tantangan yang penting bagi setiap petani padi, terutama saat musim gadu. Dalam kondisi musim gadu, hama cenderung lebih aktif dan menyebar dengan lebih mudah, yang dapat menyebabkan kerusakan dan mengurangi hasil panen. Beberapa contoh hama umum yang dapat menyerang tanaman padi di musim gadu termasuk wereng, pengorok daun, kumbang berwarna hijau, dan ulat padi.

Salah satu cara untuk mengatasi serangan hama pada tanaman padi adalah dengan menggunakan teknik pengendalian hama terpadu (Integrated Pest Management/IPM). Teknik ini memanfaatkan berbagai pendekatan seperti penggunaan varietas padi tahan hama, penempatan perangkap hama di lahan, aplikasi pestisida organik, dan pemangkasan tanaman untuk menghambat pertumbuhan hama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun