Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meninjau Kembali Panti Jompo Bukan Budaya Kita: Adakah Solusi yang Lebih Baik?

1 Juni 2024   00:09 Diperbarui: 1 Juni 2024   00:36 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah fakir miskin digampong Pulo Iboih, sumber gambar: dokumen pribadi

Di Indonesia, merawat orang tua yang sudah lanjut usia adalah kewajiban dan budaya yang telah dijunjung tinggi selama bertahun-tahun. Namun, dengan semakin padatnya kehidupan modern dan gaya hidup yang sibuk, beberapa keluarga mungkin memutuskan untuk menitipkan orang tua mereka ke panti jompo sebagai solusi alternatif. Namun, praktik menitipkan orang tua ke panti jompo ini menimbulkan banyak kontroversi di masyarakat kita.

Ada sejumlah alasan mengapa panti jompo bukan budaya kita. Secara tradisional, Indonesia memiliki sistem keluarga tiga generasi, di mana keluarga besar membantu satu sama lain dalam merawat anggota keluarga yang lebih tua. Panti jompo menjadi semakin terkenal hanya dalam beberapa dekade terakhir, sebagai akibat dari perubahan nilai-nilai nasional yang berpusat pada individualisme dan penghasilan yang lebih tinggi.

Namun, banyak orang tua yang tinggal di panti jompo melaporkan kesepian, rasa terlantar, dan kurangnya perhatian dari keluarga. Keadaan ini tentu saja tidak diinginkan oleh siapa pun, dan memunculkan pertanyaan apakah ada solusi yang lebih baik untuk merawat orang tua kita ketika kita tidak mampu melakukannya di rumah.

Solusi Alternatif

Pemerintah Indonesia memberikan perhatian khusus pada kesejahteraan orang tua sebagai bagian dari program kesejahteraan nasional. Banyak pusat-pusat perawatan yang dikelola oleh pemerintah dan lembaga sosial swadaya masyarakat yang berfokus pada perawatan lansia. Layanan perawatan lansia ini dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan dasar hidup sehari-hari dan menjaga kesehatan mereka.

Salah satu program pelayanan lansia yang disediakan oleh pemerintah adalah Program Keluarga Harapan (PKH), yang menyediakan bantuan keuangan untuk keluarga miskin yang mengalami kesulitan dalam merawat orang tua. Program ini memberikan tunjangan harian bagi orang tua yang membutuhkan perawatan khusus dan bantuan keuangan bagi keluarga yang berpenghasilan rendah dalam merawat anggota keluarga yang lebih tua. Dengan bantuan keuangan dari pemerintah, keluarga dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup serta memenuhi kebutuhan medis orang tua mereka.

Selain program PKH, pemerintah juga menjalankan program lain seperti Pusat Pelayanan Aktivitas Lansia (PPAL) dan Rumah Sehat Lansia. PPAL memberikan lingkungan yang ramah dan kondusif bagi lansia untuk menghabiskan waktunya dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang merangsang seperti tari, musik, dan olahraga. Rumah Sehat Lansia adalah klinik kesehatan yang menyediakan pelayanan kesehatan bagi lansia.

Selain pemerintah, beberapa organisasi masyarakat dan lembaga sosial juga menyediakan layanan perawatan lansia. Misalnya, beberapa organisasi masyarakat menawarkan fasilitas penitipan lansia pada siang hari agar orang tua dapat menikmati kegiatan positif, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan bersosialisasi dengan yang lain. Di dalam fasilitas penitipan lansia ini, para pengurus menjaga kesejahteraan fisik dan emosional orang tua dengan memberikan perawatan, pemberian makanan, aktivitas fisik dan kemampuan mental, dan berbagai kegiatan sosial.

Dalam hal ini, pemerintah dan organisasi masyarakat dapat menjadi solusi yang lebih baik untuk merawat orang tua kita daripada menitipkan mereka di panti jompo. Program-program pelayanan lansia dari pemerintah Indonesia seperti PKH, PPAL, dan Rumah Sehat Lansia, serta fasilitas penitipan lansia dari organisasi masyarakat dapat memberdayakan orang tua dan meningkatkan kualitas hidup mereka di hari tua.

Solusi Lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun