Mohon tunggu...
Muhammad Daffa
Muhammad Daffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

pe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Prediksi ISPA di Wilayah Bencana Gunung Gunung Berapi karena Faktor Lingkungan

24 Mei 2023   19:10 Diperbarui: 24 Mei 2023   19:10 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih menjadi masalah kesehatan di
berbagai belahan dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa penyakit pernapasan merupakan lima dari semua penyakit. H. Dari 100 diagnosis pasien, terdapat 5 penyakit yang terdiagnosis ISPA. 

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan tahun 2018, kejadian ISPA sebanyak 78.995. ISPA merupakan penyakit saluran pernafasan atas yang disebabkan oleh infeksi patogen seperti Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia yang merupakan bakteri dari genus Mycoplasma. Karena Mycoplasmab pneumoniae, tingkat patogenisitas pada anak-anak mencapai 80%. 

Menurut data Kementerian Kesehatan, penyakit ISPA menduduki peringkat di antara penyakit menular dibandingkan penyakit menular lainnya seperti diare, demam berdarah, dan demam chikungunya.

Sebuah studi oleh Tazinya et al. Persentase ISPA ditemukan 54,7% (280/512) dan pneumonia 22,3% (112/512). ISPA merupakan penyakit khas anak-anak, terutama anak sekolah, dan menyebabkan prevalensi yang relatif tinggi. 

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012, 4.444 penyakit ISPA menduduki peringkat pertama dengan 15,7% dari 10 besar penyakit di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan yang sama, kejadian di Jawa Tengah adalah 4.444, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 25,5%.

Departemen Kesehatan Negara berdasarkan laporan D.I. Yogyakarta, kejadian ISPA pada tahun 2019 sebesar 52,5%, meningkat 28,66% dari tahun 2018. 6 Ini adalah D.I. Masalahnya tetap ada. Yogyakarta. Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2018, kejadian ISPA di Kabupaten Sleman telah mencapai 78.995, menempati urutan pertama dari 10 besar penyakit di Kabupaten Sleman7. Keadaan ini menunjukkan bahwa ISPA masih menjadi masalah di Kabupaten Sleman.

Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk debu disekitarnya. Dalam studi awal oleh +Ranathunga et al). Kami telah menemukan bahwa asma (RR = 1,39) dan asap dapur dapat meningkatkan kejadian ISPA ketika tinggal di kawasan industri yang terkontaminasi berat (RR = 2,67) 8. Tingkat dan jenis kelamin merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA. 4 Hasil penelitian menyebutkan bahwa kejadian ISPA lebih tinggi pada ibu berpendidikan rendah.

Penelitian Zhang. Harap dicatat bahwa flora di udara mempengaruhi pernapasan. Flora, termasuk streptokokus, tidak seimbang dan ISPA terjadi pada kelompok rentan seperti anak-anak. Semakin banyak partikel di udara, semakin tinggi kejadian infeksi saluran pernapasan. Situasi ini dapat disebabkan oleh partikel udara yang kaya streptokokus, yang meningkatkan kejadian infeksi saluran pernapasan atas. Meel dkk. 

Bayi di bawah usia 3 tahun dikatakan rentan terhadap partikel udara seperti debu. Hasil penelitian Dagne et al. Prevalensi ISPA sebesar 27,3%, menunjukkan bahwa anak-anak di bawah usia 12 tahun berisiko terkena ISPA. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa tidak mencuci tangan merupakan faktor risiko terjadinya ISPA.

Kejadian penyakit ISPA dalam penelitian ini lebih serius dalam lokasi yg tak jarang mengalami bala misalnya bala gunung berapi. Kejadian ISPA semakin tinggi dalam wilayah rawan bala khususnya ketika terjadi bala letusan gunung berapi. Penelitian ini bertujuan buat mengetahui faktor paling mayoritas yg mengakibatkan peristiwa penyakit ISPA pada wilayah rawan bala gunung berapi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun