Berbicara tentang Indonesia selalu tebayang dengan masyarakatnya yang beraneka ragam. Karena kesatu paduan Pancasila lah yang dapat menyatukan perspektif-perspektif heterogen masyarakat terlepas dari setiap warna mereka berasal. Umat beragama menjadi wajah yang tepat jika kita menapakkan kaki di tanah nusantara ini. Selain kesopanan dan keramah tamahannya masyarakat Indonesia juga taat dalam peribadatan-peribadatan dari tiap agamanya.
Setelah meletupnya berita pandemi dari negeri Tirai Bambu tersebut. Tak selang berapa lama Indonesia juga mendapatkan nasib buruk. Iya Indonesia juga disinggahi virus yang tak kasat mata dan membuat binasa itu. Hari demi hari masyarakat yang senantiasa melakukan ritus-ritus ubudiyyah dengan cara berjamaah (berkelompok) menjadi persoalan lain dihari ini. Virus Corona yang tak kasat mata ini sangat mudah sekali berpindah dengan cepatnya dari Negri satu ke negri yang lain.
Selain antar negri virus ini juga sangat sekali cepatnya dapat berpindah antar manusia satu dengan yang lain. Sementara itu di Negri Surga ini sudah menjadi kebudayaan yang sangat kuat jikalau kita berbicara tentang berkumpul, bermusyawarah dan berserikat. Dalam segala sendi kehidupan masyarakat mengalami restorasi yang cukup dahsyat. Â Mulai dari kegiatan upacara adat, sholat berjamaah, serta kegiatan yang cukup mengundang orang banyak mengalami pelbagai pembatasan.
Rasional sekali memang, karena menimbang dari problem utama kita yang sejatinya selalu berkumpul- kumpul kongkow , bermajelisan dll. Kemudian mengalami pembiasaan baru untuk melakukannya dengan cara menaati peraturan dari pemerintah. Ormas-ormas besar seperti: Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah juga mengambil sikap mengenai ruang-ruang dalam hal peribadatan. Sebagai muslim yang taat sudah sewajibnya kita untuk bersandar kepada para ulama mengenai hal tersebut. Walaupun masih banyak dari masyarakat yang ngeyel dengan hal tersebut.
Di 2 hari raya kemarin: Idul Fitri dan Idul Adha. Pemerintah menganjurkan kepada masyarakat untuk melakukannya dari rumah. Kebijakan dari pemerintah tersebut masih saja masuk dalam telinga kiri keluar telinga kanan. Karena pada dasarnya masyarakt.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H