Duka datang lagi yang terjadi pada masa sulit pandemi diindonesia ,bagian-bagian dari tenggelamnya kapal nanggala-402 sampai saat ini belum sepenuhnya ditemukan ,Kapal nanggala-402 diduga tenggelam karena sudah melewat batas kedalaman yang telah ditentukan yaitu 700 hingga 850 meter.
Pada awalnya yang kita ketahui kapal nanggala yang hanya melakukan pelatihan menyelam ,namun siapa sangka bahwa itu merupakan hari terakhir kapal tersebut menyelam.Kejadian ini diasumsikan karena adanya faktor alam seperti arus air yang deras yang dapat menarik secara vertikal. Peristiwa ini dinamakan solitary wave , solitary wave adalah gelombang yang merambat tanpa evolusi temporal yang bergerak dengan kecepatan kelompok gelombang, solitary wave ini termasuk pada peningkatan air dan intentitas cahaya pada serat optik. Jika kejadian tersebut disebabkan oleh arus air maka itu merupakan kehendak alam yang tentunya tidak bisa kita salahkan.Selain itu kapal nanggala sudah diperkirakan cukup tua dan mungkin kelebihan muatan.Kejadian ini disadari setelah dilakukannya panggilan berulang kali kepada kapal  nanggala-402 namun tidak merespon panggilan tersebut yang akhirnya dilakukan pengamatan melalui udara, namun dilihat tumpahan minyak yang berada di perairan laut yang merupakan tempat tenggelamnya nanggala-402 tersebut , namun kapal selam nanggala memiliki batas oksigen hanya selama 72 jam.
Bantuan datang dari berbagai negara untuk mengangkat kapal nanggala telah dilakukan ,  namun sampai saat ini diketahui kapal nanggala terbagi menjadi 3 bagian  , hal ini dikarenakan retaknya kapal yang disebabkan karena tekanan air yang sangat kuat , dengan bukti bekas-bekas kapal yang berhasil ditemukan maka kita mengansumsikan bahwa kapal nanggala 402 telah usai menjalankan tugasnya dan 53 awak kapal sampe saat ini dinyatakan gugur.
Dalam kejadian ini TNI AL Muhammad Ali terus mengivestigasi agar kejadian ini tidak lagi terulang , ada asumsi yang dikatakan ali bahwa kejadian ini disebabkan oleh mati listrik oleh kapal nanggala , segala kemungkinan saja bisa terjadi Oleh karena itu pencegahan harus selalu dilakukan ,seperti melakukan pengecekan apakah kapal tersebut bermasalah atau tidak, mengurangi beban berat dan senantiasa memberikan edukasi tentang evaluasi kapal selam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H