Mohon tunggu...
Muhammad Bintang
Muhammad Bintang Mohon Tunggu... -

Salah satu mahasiswa Sastra Indonesia UNS. NIM C0211025.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Solo: Kedisiplinan, Kunci Sukses Produksi Gamelan Supoyo

1 Januari 2014   17:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:16 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(gambar: proses produksi gamelan Supoyo)

Indonesia mempunyai berbagai macam alat music tradisional. Salah satunya adalah gamelan. Gamelan merupakan produk budaya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kesenian. Salah satu tempat produksi gamelan berada di Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo. Desa yang biasa disebut sebagai gamelan center ini, memiliki setidaknya 10 perusahaan industri gamelan, salah satunya adalah perusahan gamelan Supoyo.

Perusahaan ini didirikan oleh Supoyo secara turun-temurun sejak 29 tahun silam. Sebelum menggeluti dunia pembuatan gamelan, bapak yang berumur 57 tahun ini telah mempelajari gamelan sejak kecil dengan kedua orang tuanya.

Ayahnya adalah seorang pembuat gamelan, meskipun begitu ia tidak segan untuk mencoba belajar dari awal. Ketekunannya dalam produksi ini membuatnya mampu memahami segala macam proses pembuatan gamelan.

Pada saat sekolah, dia sebenarnya mampu mengikuti pelajaran dengan baik, namun ia dikeluarkan dari sekolah karena tidak dapat membayar biaya sekolah. Meskipun ia pernah gagal dalam dunia pendidikan tetapi semangatnya untuk meraih kesuksesan tidak berhenti sampai di situ, ia pun mencoba menekuni usaha pembuatan gamelan. Terdapat 27 pegawai yang saat ini menjadi kaki tangannya.

Kunci suksesnya dalam bidang gamelan tersebut terdapat pada tingkat kedispilinannya yang tinggi yang dia terapkan pada anak buahnya. “Kalau tidak bisa mengikuti peraturan, saya suruh dia keluar. Karena yang saya butuhkan adalah ketekunan pekerja untuk mendapatkan kualitas yang bagus,” ujar Supoyo. Hal ini agar kepercayaan konsumen dapat terus terjaga.

Dia tidak ingin hanya bisa memerintah anak buah tanpa melakukan apapun. Inilah ciri khas kepemimpinan yang dipengang teguh oleh Supoyo yang berbeda dengan pemimpin lain. Supoyo lebih mengutamakan kerja sama tim dari pada memerintah anak buah. Jika salah satu pekerjaan ada yang belum selesai, dia lebih memilih bekerja sendiri daripada harus memarahi anak buahnya. Semua kegiatan proses produksi dapat dia kerjakan.

1388573817672663979
1388573817672663979
(gambar: Supoyo saat diwawancarai)

Dia tidak menyangkal bahwa terdapat unsur mistik pada setiap gamelan. Dia juga mengaku dapat menaruh mahkluk gaib pada salah satu gamelan yang dia jual sesuai dengan permintaan pembeli. “Saya taruh mahkluk gaib agar gamelan atau yang memiliki gamelan tersebut tetap selamat. Saya tetap bertanggung jawab atas hal itu. Itu terhantung pemesanan pembeli,” kata Supoyo.

Harga satu set gamelan bisa mencapai 300 juta rupiah, untuk gamelan kelas satu seharga 350 juta rupiah, sedangkan untuk gamelan kelas super seharga 400 juta. Meskipun kelas super sangat mahal, tetapi banyak konsumen yang memilih kelas super karena kualitasnya lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun